Kekerasan terhadap anak bisa berdampak sistemik
A
A
A
Sindonews.com - Kekerasan yang diterima anak dan perempuan ternyata bisa berdampak pada perkembangan perilaku anak. Tak sedikit anak yang menjadi korban kekerasan akan menjadi pemurung. Sedangkan kekerasan yang diterima ibunya dari sang ayah, juga bakal mempengaruhi rasa percaya diri si anak.
Aktivis perempuan Eva Yuliani mengatakan, kekerasan terhadap perempuan akan berdampak luas pada hambatan kemajuan di banyak bidang.
Kekerasan terhadap perempuan juga berimbas kepada anak-anak yang menjadi saksi kekerasan terhadap ibunya yang akhirnya berujung pada gangguan perkembangan dan emosional pribadi anak.
Anak-anak akan kehilangan rasa percaya pada orang tua dan terlebih-lebih akan selalu merasa bersalah karena orangtua tidak akur.
"Rasa bersalah ini kemudian akan berkembang ke rasa marah pada orangtua, diri sendiri dan orang lain," kata Eva yang menjadi Pembina Ikatan Pelajar Putri NU Jawa Tengah itu, Selasa (10/12/2013).
Persoalan kenakalan anak yang dibesarkan di lingkungan kekerasan tidak dapat dipisahkan dari penyebab pertama yaitu kekerasan domestik. Persoalan ini tidak dapat dipisahkan dari persoalan sang Ibu sendiri.
"Ibu yang tertekan menurut beberapa penelitian cenderung mengajari anaknya dengan perlakuan kasar seperti yang ia terima dari suaminya," ujar Eva.
Untuk itulah peringatan 16 hari kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi momentum penting bagi keberlanjutan bangsa ini. Mengingat dari Rahim perempuanlah lahir para calon pemimpin bangsa.
Namun, menurut data Komnas Perlindungan Anak sepanjang Januari–Oktober 2013 Komnas PA mencatat 2.793 kasus kekerasan terhadap anak dimana 52 persen diantaranya ialah korban dari kejahatan seksual.
"Angka ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 1.388 kasus," ungkapnya.
Untuk itu Eva dan Gerakan Wanita Solo mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang mau bekerjasama untuk mengatasi bahaya laten bangsa ini. Dia berharap, kegiatan peringatan ini bisa menjadi alarm bersama kita semua bahwa kekerasan masih mengincar perempuan.
"Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembang dan gerak anak serta perempuan Indonesia," pungkasnya.
Aktivis perempuan Eva Yuliani mengatakan, kekerasan terhadap perempuan akan berdampak luas pada hambatan kemajuan di banyak bidang.
Kekerasan terhadap perempuan juga berimbas kepada anak-anak yang menjadi saksi kekerasan terhadap ibunya yang akhirnya berujung pada gangguan perkembangan dan emosional pribadi anak.
Anak-anak akan kehilangan rasa percaya pada orang tua dan terlebih-lebih akan selalu merasa bersalah karena orangtua tidak akur.
"Rasa bersalah ini kemudian akan berkembang ke rasa marah pada orangtua, diri sendiri dan orang lain," kata Eva yang menjadi Pembina Ikatan Pelajar Putri NU Jawa Tengah itu, Selasa (10/12/2013).
Persoalan kenakalan anak yang dibesarkan di lingkungan kekerasan tidak dapat dipisahkan dari penyebab pertama yaitu kekerasan domestik. Persoalan ini tidak dapat dipisahkan dari persoalan sang Ibu sendiri.
"Ibu yang tertekan menurut beberapa penelitian cenderung mengajari anaknya dengan perlakuan kasar seperti yang ia terima dari suaminya," ujar Eva.
Untuk itulah peringatan 16 hari kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi momentum penting bagi keberlanjutan bangsa ini. Mengingat dari Rahim perempuanlah lahir para calon pemimpin bangsa.
Namun, menurut data Komnas Perlindungan Anak sepanjang Januari–Oktober 2013 Komnas PA mencatat 2.793 kasus kekerasan terhadap anak dimana 52 persen diantaranya ialah korban dari kejahatan seksual.
"Angka ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 1.388 kasus," ungkapnya.
Untuk itu Eva dan Gerakan Wanita Solo mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang mau bekerjasama untuk mengatasi bahaya laten bangsa ini. Dia berharap, kegiatan peringatan ini bisa menjadi alarm bersama kita semua bahwa kekerasan masih mengincar perempuan.
"Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembang dan gerak anak serta perempuan Indonesia," pungkasnya.
(ysw)