Darman dikenal baik dan supel
A
A
A
Sindonews.com - Seorang mantan guru mengaji Darmawan Prasetyo (25) masinis KA 1131 yang ikut menjadi korban mengenang kalau selama ini almarhum dikenal baik dan supel oleh warga di lingkungan rumahnya.
Sri Aniyatun yang akrab dipanggil Ibu Ahmad, warga Perumahan Pondok Martoloyo, Jalan P. Flores Baru IV nomor 9, RT04/RWIX, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, juga kaget dengan meninggalnya Darman. Ahmad adalah guru TPA, di mana Darman pernah menjadi muridnya.
“Kalau di jalan ketemu, pasti menyapa. Ibu Ahmad, nyapa begitu. Padahal ya masih di motor, memang orangnya ramah. Orangnya pede (percaya diri). Di TPA, memang lucu si Darman itu. orangnya baik,” tambahnya melalui obrolan telepon dengan SINDO, Senin 9 Desember 2013.
Orang tua Darman dulu tinggal di Pondok Martoloyo itu, namanya Suroto. Ibunya membuka warung kelontong. Darman adalah anak nomor tiga dari empat bersaudara; Uut (laki–laki), Ria (perempuan), Darman (korban) dan Septi (perempuan).
“Sekarang orang tuanya tinggal di Purworejo. Rumah yang di Pondok Martoloyo itu ditinggali Darman bersama istri dan anaknya. Tadi setelah kejadian, istrinya bernama Reza, terus–terusan pingsan. Kalau informasinya jenazah mau dibawa ke Purworejo langsung,” tambah Ahmad.
Kini Darman telah berpulang untuk selamanya. Ucapan berduka yang tertulis di BBM juga semakin banyak.
“Turut berduka cita sedalam–dalamnya atas meninggalnya teman kami, saudara kami, masinis KRL. Mas Darman,” demikian dituliskan di personal message BBM milik Koko, teman almarhum.
Sri Aniyatun yang akrab dipanggil Ibu Ahmad, warga Perumahan Pondok Martoloyo, Jalan P. Flores Baru IV nomor 9, RT04/RWIX, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, juga kaget dengan meninggalnya Darman. Ahmad adalah guru TPA, di mana Darman pernah menjadi muridnya.
“Kalau di jalan ketemu, pasti menyapa. Ibu Ahmad, nyapa begitu. Padahal ya masih di motor, memang orangnya ramah. Orangnya pede (percaya diri). Di TPA, memang lucu si Darman itu. orangnya baik,” tambahnya melalui obrolan telepon dengan SINDO, Senin 9 Desember 2013.
Orang tua Darman dulu tinggal di Pondok Martoloyo itu, namanya Suroto. Ibunya membuka warung kelontong. Darman adalah anak nomor tiga dari empat bersaudara; Uut (laki–laki), Ria (perempuan), Darman (korban) dan Septi (perempuan).
“Sekarang orang tuanya tinggal di Purworejo. Rumah yang di Pondok Martoloyo itu ditinggali Darman bersama istri dan anaknya. Tadi setelah kejadian, istrinya bernama Reza, terus–terusan pingsan. Kalau informasinya jenazah mau dibawa ke Purworejo langsung,” tambah Ahmad.
Kini Darman telah berpulang untuk selamanya. Ucapan berduka yang tertulis di BBM juga semakin banyak.
“Turut berduka cita sedalam–dalamnya atas meninggalnya teman kami, saudara kami, masinis KRL. Mas Darman,” demikian dituliskan di personal message BBM milik Koko, teman almarhum.
(ysw)