Tak ada PJU, Jalan Kedung Halang rawan begal
A
A
A
Sindonews.com - Tidak adanya Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang Jalan Kedung Halang, Bogor membuat tingkat kriminalitas terus terjadi. Umumnya, adalah begal motor yang kebetulan melintas di jalan itu.
Tak tanggung-tanggung, pelaku nekat melukai korban. Karena rawannya jalan itu membuat pengendara enggan melintas. Mereka lebih memilih untuk tidak melintas karena menyelamatkan motor dan nyawa.
Kalaupun warga ingin melintas, biasanya mereka menunggu teman lainnya yang melintas jalan tersebut. Jika hanya dua orang pun warga enggan melintas.
"Kalau cuma dikit enggak berani, karena begalnya berani bacok," kata Samsudin, warga Bojong Gede, Senin (25/11/2013).
Sebagai tukang sayur yang biasa berjualan di Jakarta Selatan, dirinya kerap tidak berjualan. Karena jika temannya tidak berjualan maka dirinya tidak berani melintas seorang diri.
"Daripada motor saya hilang dan saya juga jadi korban ya terpaksa enggak jualan," keluhnya.
Padahal dirinya juga mengalami kerugian jika tidak berjualan. Namun terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan motor. Dalam sepekan dirinya bisa satu hari tidak berjualan. Dan jika baru terjadi pembegalan Samsudin bisa hingga tiga hari tak berjualan.
"Pada takut mba. Kita kan enggak bisa lawan mereka kalau sudah pakai golok. Memang merugikan kita karena kalau enggak jualan ya enggak dapat duit. Tapi daripada motor hilang ya enggak jualan saja," tukasnya.
Salah satu titik rawan ada di depan Telkom Kedung Halang. Selain sepi dan tidak ada PJU, biasanya pelaku sudah mengenali wilayah sehingga dengan mudah membegal korban. Warga juga mengeluhkan tidak adanya polisi di sepanjang lokasi sehingga pembegal dengan leluasa beraksi.
"Mungkin kalau ada polisi yang jaga enggak ada begal. Karena di sini juga gelap banget jadi diambil kesempatan sama pembegal," katanya.
Tak tanggung-tanggung, pelaku nekat melukai korban. Karena rawannya jalan itu membuat pengendara enggan melintas. Mereka lebih memilih untuk tidak melintas karena menyelamatkan motor dan nyawa.
Kalaupun warga ingin melintas, biasanya mereka menunggu teman lainnya yang melintas jalan tersebut. Jika hanya dua orang pun warga enggan melintas.
"Kalau cuma dikit enggak berani, karena begalnya berani bacok," kata Samsudin, warga Bojong Gede, Senin (25/11/2013).
Sebagai tukang sayur yang biasa berjualan di Jakarta Selatan, dirinya kerap tidak berjualan. Karena jika temannya tidak berjualan maka dirinya tidak berani melintas seorang diri.
"Daripada motor saya hilang dan saya juga jadi korban ya terpaksa enggak jualan," keluhnya.
Padahal dirinya juga mengalami kerugian jika tidak berjualan. Namun terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan motor. Dalam sepekan dirinya bisa satu hari tidak berjualan. Dan jika baru terjadi pembegalan Samsudin bisa hingga tiga hari tak berjualan.
"Pada takut mba. Kita kan enggak bisa lawan mereka kalau sudah pakai golok. Memang merugikan kita karena kalau enggak jualan ya enggak dapat duit. Tapi daripada motor hilang ya enggak jualan saja," tukasnya.
Salah satu titik rawan ada di depan Telkom Kedung Halang. Selain sepi dan tidak ada PJU, biasanya pelaku sudah mengenali wilayah sehingga dengan mudah membegal korban. Warga juga mengeluhkan tidak adanya polisi di sepanjang lokasi sehingga pembegal dengan leluasa beraksi.
"Mungkin kalau ada polisi yang jaga enggak ada begal. Karena di sini juga gelap banget jadi diambil kesempatan sama pembegal," katanya.
(mhd)