Tekan banjir, Bekasi bangun 4 folder air
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mulai membuat folder air sebagai resapan untuk meminimalisir banjir yang kerap terjadi di beberapa tempat. Pembangunan folder air harus dilakukan, karena untuk menampung air banjir yang menggenangi wilayah Kota Bekasi.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, dari empat yang bakal dibangun, baru satu yang siap digunakan. "Satu folder bekas pemancingan di Perumahan Galaxi, Bekasi Selatan sudah bisa digunakan," katanya, kemarin.
Menurut Tri, tiga folder air lainya yang bakal dibangun berada di kawasan Pengasinan Rawalumbu, di Kawasan Aren Jaya, Karang Kitri, dan pembuatan di Kalimati diwilayah Kartini, Bekasi Timur. "Tiga folder air ini untuk menampung air di beberapa tempat," ujarnya.
Sedangkan untuk pembuatan setiap folder air itu, kata dia, memang dibutuhkan anggaran sangat besar sekitar Rp125 miliar lengkap dengan pompa air berikut rumahnya. Rencananya, akan dianggarkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2014.
Tri menjelaskan, untuk pembuatan folder air di kawasan Pengasinan tersebut, saat ini hanya tinggal menunggu kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Karena, wilayah itu merupakan perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bekasi.
Namun, lanjut dia, sejauh ini, hanya tinggal pembangunan kontruksinya, sedangkan lahan seluas 5.000 meter sudah dibebaskan. Sedang di Aren Jaya belum sama sekali dibangun, karena membutuhkan lahan seluas 5.000 meter persegi untuk membuat folder itu.
Sementara di Karang Kitri Bekasi Timur lahanya sudah dibebaskan, hanya menunggu kontruksinya. Sehingga, bila empat folder air ini sudah dibangun, besaran banjir yang kerap terjadi di Kota Bekasi bakal menurun di beberapa perumahan yang sering kebanjiran.
Tri berpendapat, bila folder air itu sudah terbangun, banjir tetap masih ada di Kota Bekasi. Bahkan, Saat ini, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) memetakan sebanyak 32 titik banjir. "Hanya mengurangi titik banjir di beberapa tempat saja," imbuhnya.
Untuk menekan angka banjir yang terjadi di wilayah Selatan Kota Bekasi, pemerintah pusat sudah mulai melakukan penurapan, dari wilayah Pondokgede Permai sampai Kelurahan Pekayon, Bekasi Selatan. "Wilayah ini menjadi langgan banjir setiap tahunya," tambahnya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, Pemkot Bekasi pesimistis penanganan persoalan banjir dapat selesai. Pasalnya, APBD di dinas terkait sebesar Rp300 miliar baru terserap 20 persen dari jumlah alokasi khusus banjir yakni Rp60 miliar.
"APBD belum menyelesaikan banjir, baru perbaikan jalan arteri dengan drainasenya. Namun perbaikan itu hingga saat ini masih berlangsung dilakukan kami hingga akhir tahun dan ditambah perbaikanya di APBD 2014 mendatang," katanya kepada wartawan.
Ketua DPD Partai Golkar Bekasi ini meminta penanganan banjir melibatkan pemerintah provinsi. Sebab, banyak persoalaan yang harus dilakukan dengan kerja antar pemerintahan perbatasan, baik yang berada di bawah Pemprov Jabar maupun DKI Jakarta.
"Penyelesaian harus dilakukan oleh provinsi. Kalau pemerintah daerah sendiri yang melakukan, jangan harap selesai. Bisa-bisa 10 tahun lagi Kota Bekasi tenggelam. Saya harap Jawa Barat dan DKI Jakarta membantu Bekasi mengentaskan banjir," tandasnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, dari empat yang bakal dibangun, baru satu yang siap digunakan. "Satu folder bekas pemancingan di Perumahan Galaxi, Bekasi Selatan sudah bisa digunakan," katanya, kemarin.
Menurut Tri, tiga folder air lainya yang bakal dibangun berada di kawasan Pengasinan Rawalumbu, di Kawasan Aren Jaya, Karang Kitri, dan pembuatan di Kalimati diwilayah Kartini, Bekasi Timur. "Tiga folder air ini untuk menampung air di beberapa tempat," ujarnya.
Sedangkan untuk pembuatan setiap folder air itu, kata dia, memang dibutuhkan anggaran sangat besar sekitar Rp125 miliar lengkap dengan pompa air berikut rumahnya. Rencananya, akan dianggarkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2014.
Tri menjelaskan, untuk pembuatan folder air di kawasan Pengasinan tersebut, saat ini hanya tinggal menunggu kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Karena, wilayah itu merupakan perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bekasi.
Namun, lanjut dia, sejauh ini, hanya tinggal pembangunan kontruksinya, sedangkan lahan seluas 5.000 meter sudah dibebaskan. Sedang di Aren Jaya belum sama sekali dibangun, karena membutuhkan lahan seluas 5.000 meter persegi untuk membuat folder itu.
Sementara di Karang Kitri Bekasi Timur lahanya sudah dibebaskan, hanya menunggu kontruksinya. Sehingga, bila empat folder air ini sudah dibangun, besaran banjir yang kerap terjadi di Kota Bekasi bakal menurun di beberapa perumahan yang sering kebanjiran.
Tri berpendapat, bila folder air itu sudah terbangun, banjir tetap masih ada di Kota Bekasi. Bahkan, Saat ini, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) memetakan sebanyak 32 titik banjir. "Hanya mengurangi titik banjir di beberapa tempat saja," imbuhnya.
Untuk menekan angka banjir yang terjadi di wilayah Selatan Kota Bekasi, pemerintah pusat sudah mulai melakukan penurapan, dari wilayah Pondokgede Permai sampai Kelurahan Pekayon, Bekasi Selatan. "Wilayah ini menjadi langgan banjir setiap tahunya," tambahnya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, Pemkot Bekasi pesimistis penanganan persoalan banjir dapat selesai. Pasalnya, APBD di dinas terkait sebesar Rp300 miliar baru terserap 20 persen dari jumlah alokasi khusus banjir yakni Rp60 miliar.
"APBD belum menyelesaikan banjir, baru perbaikan jalan arteri dengan drainasenya. Namun perbaikan itu hingga saat ini masih berlangsung dilakukan kami hingga akhir tahun dan ditambah perbaikanya di APBD 2014 mendatang," katanya kepada wartawan.
Ketua DPD Partai Golkar Bekasi ini meminta penanganan banjir melibatkan pemerintah provinsi. Sebab, banyak persoalaan yang harus dilakukan dengan kerja antar pemerintahan perbatasan, baik yang berada di bawah Pemprov Jabar maupun DKI Jakarta.
"Penyelesaian harus dilakukan oleh provinsi. Kalau pemerintah daerah sendiri yang melakukan, jangan harap selesai. Bisa-bisa 10 tahun lagi Kota Bekasi tenggelam. Saya harap Jawa Barat dan DKI Jakarta membantu Bekasi mengentaskan banjir," tandasnya.
(lns)