Keluarga siswi pemeran video mesum: AE di-bully
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga AE, siswi SMP pemeran video mesum meyakini tindakan yang dilakukan AE di bawah ancaman teman-temannya. Melalui Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), keluarga AE membeberkan bukti video itu adalah tindakan bully.
Dalam konfrensi pers di Komnas PA, Selasa (29/10/2013), ayah AE membawa bukti berupa pembicaraan teman sekolah, yakni A dan C di sebuah media sosial.
A menanyakan kepastian apakah mereka akan menjalankan rencananya itu. Lalu C menanggapi dengan membalas twitter A "Jangan terlalu bully dia, gw takut kejiwaannya terganggu" tulis akun Twitter milik C.
"Pembicaraan di Twitter itu ditulis pada 14 Oktober 2013, sebelum mereka merencakan untuk mem-bully AE di tanggal 18 Oktober 2013," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat ditemui di Komnas PA, Jakarta Timur.
Tindakan bully itu bermula ketika AE didapuk menjadi ketua kelas di kelasnya. Namun dia kembali diturunkan karena tak banyak siswa yang menyukainya. Lalu posisi digantikan oleh A, siswi yang merekam sekaligus memerintahkan AE untuk melakukan tindakan tak senonoh.
"Namanya bully relatif karena kekuasaan. Dia (AE) pintar, cantik, dia memiliki hal yang tak dimiliki oleh temannya," jelas Arist.
Bukan hanya bukti percakapan di media sosial saja, adanya bullying juga terungkap pada video rekaman yang diambil A. Dalam video itu, ada perintah untuk mencium, memegang payudara AE. (mhd)
Dalam konfrensi pers di Komnas PA, Selasa (29/10/2013), ayah AE membawa bukti berupa pembicaraan teman sekolah, yakni A dan C di sebuah media sosial.
A menanyakan kepastian apakah mereka akan menjalankan rencananya itu. Lalu C menanggapi dengan membalas twitter A "Jangan terlalu bully dia, gw takut kejiwaannya terganggu" tulis akun Twitter milik C.
"Pembicaraan di Twitter itu ditulis pada 14 Oktober 2013, sebelum mereka merencakan untuk mem-bully AE di tanggal 18 Oktober 2013," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat ditemui di Komnas PA, Jakarta Timur.
Tindakan bully itu bermula ketika AE didapuk menjadi ketua kelas di kelasnya. Namun dia kembali diturunkan karena tak banyak siswa yang menyukainya. Lalu posisi digantikan oleh A, siswi yang merekam sekaligus memerintahkan AE untuk melakukan tindakan tak senonoh.
"Namanya bully relatif karena kekuasaan. Dia (AE) pintar, cantik, dia memiliki hal yang tak dimiliki oleh temannya," jelas Arist.
Bukan hanya bukti percakapan di media sosial saja, adanya bullying juga terungkap pada video rekaman yang diambil A. Dalam video itu, ada perintah untuk mencium, memegang payudara AE. (mhd)
(hyk)