Tergiur upah Rp100 juta, Zak rela jadi peracik sabu

Senin, 28 Oktober 2013 - 20:15 WIB
Tergiur upah Rp100 juta, Zak rela jadi peracik sabu
Tergiur upah Rp100 juta, Zak rela jadi peracik sabu
A A A
Sindonews.com - Polres Jakarta Pusat mengungkap rumah yang dijadikan pabrik narkoba jenis sabu di Bekasi. Dari pengungkapan tersebut, petugas berhasil mengamankan SID Warga Negara Asing (WNA) Australia dan Zak Warga Negara Indonesia (WNI).

Tidak hanya itu petugas juga berhasil mengamankan puluhan botol cairan metanol yang sudah dicampur pseudoephedrine. Pendingin ruangan, dan alat timbang digital dengan nilai Rp1,5 miliar.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Angesta Romano Yoyol mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari ditangkapnya seorang penghuni apartemen Center Point di Bekasi dengan Inisial Zak dua minggu yang lalu. Dari Zak petugas menemukan satu paket narkoba jenis sabu dengan ratusan tablet ephedrine.

Selanjutnya dari hasil pengembangan diketahui bahwa ephedrine yang ada pada Zak merupakan bahan untuk dijadikan sabu yang akan dibuat di perumahan Vila Mutia Kirana Blok C no. 11 Jalan Cut Meutia, Rawa Lumbu, Bekasi Timur.

Dari keterangan tersebut akhirnya petugas melakukan penggerebekan dan menemukan puluhan botol bahan pembuat sabu.

"Zak berperan sebagai pembantu SID yang merupakan Warga Negara Australia untuk meracik bahan yang bisa dijadikan sabu," katanya, Senin (28/10/2013).

Zak, pelaku yang diamankan mengatakan, awal pertemuan dirinya bersama SID adalah ketika dirinya masih menjadi tour guide di Bali. Saat itu dirinya menjadi guide untuk SID.

Kemudian dari perkenalan tersebut dirinya diajak ke Jakarta untuk bisnis. Dengan tawaran Rp100 juta, Zak mengikuti perintah SID dengan menyewa satu unit apartemen di Center Point Bekasi.

"Saya tertarik karena tergiur dengan imbalannya. Jika bahan tersebut berhasil dikirim ke Australia, saya dapat Rp100 juta," tuturnya.

Lebih lanjut Zak mengatakan, tugas dirinya hanya menjaga rumah mewah yang dijadikan laboratorium gelap dan memasukkan pil ephedrine ke dalam cairan metanol.

Tidak hanya itu jika SID datang bersama temannya, maka dirinya yang menyiapkan segala keperluan akomodasi dan konsumsi.

"Selain Rp100 juta saya di beri uang makan per hari Rp100 ribu, setiap hari saya harus datang melihat kondisi rumah tersebut," tutur pria yang sudah memiliki dua anak ini.

Baca berita terkait:
Bekasi ciptakan sabu kualitas nomor 1 di dunia
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9232 seconds (0.1#10.140)