Generasi muda alami degradasi
A
A
A
Sindonews.com - Generasi muda saat ini dinilai mengalami degradasi nilai kebangsaa. Hal itu terkuak dari penilaian generasi muda tentang Pancasila yang dianggap sebagai pandangan kuno. Padahal, pancasila merupakan dasar negara yang di dalamnya terdapat banyak norma.
Dewan Pembina Yayasan Universitas Pancasila (UP) Agum Gumelar mengaku, kaget dengan pendapat generasi muda mengenai pandangan nilai Pancasila.
"Mereka berpendapat bahwa Pancasila itu kuno. Dan pada saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya mereka ada yang duduk dan merokok. Saya prihatin terhadap kondisi ini," kata Agum saat peringatan HUT UP ke 47, Senin (28/10/2013).
Dicontohkan dia, maraknya aksi tawuran antar pelajar, narkotika dan pergaulan bebas membuktikan bahwa sudah terkikisnya norma kebangsaan.
Dikatakan Agum, dalam peringatan hari Sumpah Pemuda inilah momen untuk membangkitkan kembali rasa cinta pemuda terhadap NKRI. Mengingat Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah bangsa.
"Pemuda diharapkan bangkit dan dapat menunjukkan kepada dunia semangatnya itu," ujarnya.
Menurut dia, bangsa Indonesia akan semakin besar jika semua lini pembangunan sudah berjalan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan peran serta pemuda. Dan untuk mewujudkan pembangunan yang baik dibutuhkan beberapa syarat.
"Syarat pertama harus ada nasionalisme rasa bangga kepada bangsa. Kemudian syarat kedua adalah dibutuhkan peran serta sumber daya manusia yang tangguh. Ini dibutuhkan karena saat ini merupakan era kompetitif," kata mantan Ketua KONI ini.
"Selanjutnya syarat ketiga dibutuhkan masyarakat yang memiliki disiplin tinggi, dalam arti patuh kepada peraturan," tambahnya.
Melalui peringatan Sumpah Pemuda, dia berharap, tak hanya dijadikan ajang seremonial semata. Seharusnya, generasi muda memiliki jiwa negarawan.
"Sehingga pemuda dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan tentunya mempunyai pemikiran berbuat seoptimal mungkin demi kemajuan bangsa dan negara," katanya menginatkan.
Rektor UP Edi Toet Hendratno mengatakan, pihaknya selalu memberikan nilai-nilai pemahaman pancasila pada mahasiswa. Bahkan lima menit sebelum dosen mengajar diwajibkan memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada mahasiswa.
"Selain itu kami juga memiliki pusat studi Pancasila, diharapkan karakter pancasila akan tumbuh dalam jiwa mahasiswa yang saat ini pemahamannya mulai luntur," tandasnya.
Dewan Pembina Yayasan Universitas Pancasila (UP) Agum Gumelar mengaku, kaget dengan pendapat generasi muda mengenai pandangan nilai Pancasila.
"Mereka berpendapat bahwa Pancasila itu kuno. Dan pada saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya mereka ada yang duduk dan merokok. Saya prihatin terhadap kondisi ini," kata Agum saat peringatan HUT UP ke 47, Senin (28/10/2013).
Dicontohkan dia, maraknya aksi tawuran antar pelajar, narkotika dan pergaulan bebas membuktikan bahwa sudah terkikisnya norma kebangsaan.
Dikatakan Agum, dalam peringatan hari Sumpah Pemuda inilah momen untuk membangkitkan kembali rasa cinta pemuda terhadap NKRI. Mengingat Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah bangsa.
"Pemuda diharapkan bangkit dan dapat menunjukkan kepada dunia semangatnya itu," ujarnya.
Menurut dia, bangsa Indonesia akan semakin besar jika semua lini pembangunan sudah berjalan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan peran serta pemuda. Dan untuk mewujudkan pembangunan yang baik dibutuhkan beberapa syarat.
"Syarat pertama harus ada nasionalisme rasa bangga kepada bangsa. Kemudian syarat kedua adalah dibutuhkan peran serta sumber daya manusia yang tangguh. Ini dibutuhkan karena saat ini merupakan era kompetitif," kata mantan Ketua KONI ini.
"Selanjutnya syarat ketiga dibutuhkan masyarakat yang memiliki disiplin tinggi, dalam arti patuh kepada peraturan," tambahnya.
Melalui peringatan Sumpah Pemuda, dia berharap, tak hanya dijadikan ajang seremonial semata. Seharusnya, generasi muda memiliki jiwa negarawan.
"Sehingga pemuda dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan tentunya mempunyai pemikiran berbuat seoptimal mungkin demi kemajuan bangsa dan negara," katanya menginatkan.
Rektor UP Edi Toet Hendratno mengatakan, pihaknya selalu memberikan nilai-nilai pemahaman pancasila pada mahasiswa. Bahkan lima menit sebelum dosen mengajar diwajibkan memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada mahasiswa.
"Selain itu kami juga memiliki pusat studi Pancasila, diharapkan karakter pancasila akan tumbuh dalam jiwa mahasiswa yang saat ini pemahamannya mulai luntur," tandasnya.
(mhd)