BNN gagal hentikan peredaran narkoba di Kampung Ambon
A
A
A
Sindonews.com - Keterampilan yang dipercayai dapat merubah suatu kebiasaan masyarakat Komplek Permata (Kampung Ambon) dalam hal peredaran narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) ternyata gagal. Karena, hingga kini wilayah yang dikenal sebagai restoran narkoba cepat saji itu terus beroperasi.
Hal itu tidak ada yang berbeda dengan keterampilan yang pernah diberikan BNN kepada masyarakat kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat mulai dari keterampilan service handphone, salon, kerajinan tangan hingga sablon yang kemarin dilakukan.
Dikarenakan BNN hanya memberikan keterampilan awal tanpa adanya penyaluran khusus untuk pembekalan yang sudah diterimanya. Untuk itu sejumlah warga yang telah mendapatkan keterampilan masih ada yang tergiur dengan peredaran barang haram itu.
"Masih ada segelintir orang yang mengedarkan narkoba di kampung ini meski tidak ramai seperti tahun sebelumnya, bahkan ada warga yang sudah mendapatkan keterampiilan kembali terjerumus dalam peredaran," kata Mario (34), warga RT 07/07 di lokasi pelatihan sablon yang terletak di RT07/07 Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/10/2013).
Pria yang merupakan warga asli Komplek Permata tersebut berharap keterampilan yang diberikan oleh BNN mencakup segala perlengkapan yang dapat digunakan oleh sejumlah peserta.
Berdasarkan pengalamanya mengikuti pelatihan keterampilan service handphone beberapa bulan lalu, para peserta hanya diberikan satu peralatan yang digunakan untuk 30 peserta.
Artinya jika ingin mengasah keterampilan yang dimiliki dalam pelatihan, para warga harus menunggu dan meminjam alat tersebut. Padahal, sebuah keterampilan dapat dikuasai jika terasah dengan baik dan rutin.
Tidak hanya itu, untuk penyaluran kerja dari keterampilan yang dimiliki, BNN juga tidak bisa membantu meski sudah memberikan satu tempat sebagai usaha pengembangan keterampilan. Hal tersebut yang menjadikan sejumlah warga agak kesulitan untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
"Untuk sablon ini saja cuma satu alat scan yang dikasih, bagaimana kami bisa mempelajari dengan tekun," tambahnya.
Kendati demikian, pria yang sering dihentikan anggota Polisi di depan komplek lantaran berkulit hitam mengaku sangat bersyukur dengan adanya keterampilan-keterampilan yang diberikan oleh BNN.
"Ya setidaknya kami enggak buta-buta bangat tentang keterampilan, baik itu service maupun sablon," ungkapnya.
Begitu juga dengan Nicky (20). Pemuda yang masih mencari kerja itu mengatakan, keterampilan yang diberikan oleh BNN memang sebatas pengenalan keterampilan. Untuk itu, dia berharap, agar ada failitas lebih yang diberikan untuk mengasah ketrampilan yang dimilikinya.
"Frame sablon, kape dan alat scan hanya satu, bagaimana kami mau berbakat mengenai keterampilan tersebut. Ya postifinya kami jadi tahulah bagaimana menyablon," tuturnya.
Hal itu tidak ada yang berbeda dengan keterampilan yang pernah diberikan BNN kepada masyarakat kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat mulai dari keterampilan service handphone, salon, kerajinan tangan hingga sablon yang kemarin dilakukan.
Dikarenakan BNN hanya memberikan keterampilan awal tanpa adanya penyaluran khusus untuk pembekalan yang sudah diterimanya. Untuk itu sejumlah warga yang telah mendapatkan keterampilan masih ada yang tergiur dengan peredaran barang haram itu.
"Masih ada segelintir orang yang mengedarkan narkoba di kampung ini meski tidak ramai seperti tahun sebelumnya, bahkan ada warga yang sudah mendapatkan keterampiilan kembali terjerumus dalam peredaran," kata Mario (34), warga RT 07/07 di lokasi pelatihan sablon yang terletak di RT07/07 Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/10/2013).
Pria yang merupakan warga asli Komplek Permata tersebut berharap keterampilan yang diberikan oleh BNN mencakup segala perlengkapan yang dapat digunakan oleh sejumlah peserta.
Berdasarkan pengalamanya mengikuti pelatihan keterampilan service handphone beberapa bulan lalu, para peserta hanya diberikan satu peralatan yang digunakan untuk 30 peserta.
Artinya jika ingin mengasah keterampilan yang dimiliki dalam pelatihan, para warga harus menunggu dan meminjam alat tersebut. Padahal, sebuah keterampilan dapat dikuasai jika terasah dengan baik dan rutin.
Tidak hanya itu, untuk penyaluran kerja dari keterampilan yang dimiliki, BNN juga tidak bisa membantu meski sudah memberikan satu tempat sebagai usaha pengembangan keterampilan. Hal tersebut yang menjadikan sejumlah warga agak kesulitan untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
"Untuk sablon ini saja cuma satu alat scan yang dikasih, bagaimana kami bisa mempelajari dengan tekun," tambahnya.
Kendati demikian, pria yang sering dihentikan anggota Polisi di depan komplek lantaran berkulit hitam mengaku sangat bersyukur dengan adanya keterampilan-keterampilan yang diberikan oleh BNN.
"Ya setidaknya kami enggak buta-buta bangat tentang keterampilan, baik itu service maupun sablon," ungkapnya.
Begitu juga dengan Nicky (20). Pemuda yang masih mencari kerja itu mengatakan, keterampilan yang diberikan oleh BNN memang sebatas pengenalan keterampilan. Untuk itu, dia berharap, agar ada failitas lebih yang diberikan untuk mengasah ketrampilan yang dimilikinya.
"Frame sablon, kape dan alat scan hanya satu, bagaimana kami mau berbakat mengenai keterampilan tersebut. Ya postifinya kami jadi tahulah bagaimana menyablon," tuturnya.
(mhd)