Salah sasaran, SMK 34 tidak akan balas dendam
A
A
A
Sindonews.com - Empat orang siswa yang menjadi salah sasaran RN alias Rio atau Tompal, SMK Negeri 34 Jakarta Pusat tidak akan malakukan aksi balas dendam terkait aksi siswa kelas 3 SMK 1 Boedi Oetomo (Boedoet) Jakarta itu.
"Saya kira belum melihat arah. Saya juga sudah bilang ke anak-anak agar persoalan ini tidak diperpanjang lagi. Apalagi ini adalah SMK 1 dan SMK 34 adalah rekan. Kita tidak pernah ada bentrok," kata Kepala Sekolah SMK 34 Dedi Supardi saat berbincang dengan Sindonews di kantornya, Rabu (9/10/2013)
Dedi mengungkapkan, selama ini kedua sekolah ini selalu berhubungan baik. Sehingga, tambahnya, tidak akan mungkin persoalan penyiraman air keras yang dilakukan Tompel akan berbuntut panjang menjadi keributan antara kedua sekolah itu.
"Secara histrosy ada keterkaitan batin dan mereka tahu itu semua. Ini kan pelaku salah sasaran," tukasnya.
Selain itu, Dedi menegaskan, pijaknya juga selalu melakukan antisipasi bentrokan siswa mereka dengan sekolah lain. Antisipasi itu adalah dibentuknya Pokja yang terdiri dari guru dan juga unsur kepolisian.
"Kita biasanya kawal kedatangan dan kepergian. Jadi kita kecolongan saja karena itu bukan di wilayah kita. Kita kan sudah ada Pokja untuk mengawal itu. Jadi mau balas dendam gimana. Kita perketat dengan melakukan penggeledahan," pungkasnya.
"Saya kira belum melihat arah. Saya juga sudah bilang ke anak-anak agar persoalan ini tidak diperpanjang lagi. Apalagi ini adalah SMK 1 dan SMK 34 adalah rekan. Kita tidak pernah ada bentrok," kata Kepala Sekolah SMK 34 Dedi Supardi saat berbincang dengan Sindonews di kantornya, Rabu (9/10/2013)
Dedi mengungkapkan, selama ini kedua sekolah ini selalu berhubungan baik. Sehingga, tambahnya, tidak akan mungkin persoalan penyiraman air keras yang dilakukan Tompel akan berbuntut panjang menjadi keributan antara kedua sekolah itu.
"Secara histrosy ada keterkaitan batin dan mereka tahu itu semua. Ini kan pelaku salah sasaran," tukasnya.
Selain itu, Dedi menegaskan, pijaknya juga selalu melakukan antisipasi bentrokan siswa mereka dengan sekolah lain. Antisipasi itu adalah dibentuknya Pokja yang terdiri dari guru dan juga unsur kepolisian.
"Kita biasanya kawal kedatangan dan kepergian. Jadi kita kecolongan saja karena itu bukan di wilayah kita. Kita kan sudah ada Pokja untuk mengawal itu. Jadi mau balas dendam gimana. Kita perketat dengan melakukan penggeledahan," pungkasnya.
(mhd)