Kronologi eksekusi lahan di Klender ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Eksekusi lahan di Jalan Buaran I RT 08/RW 12 Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur diwarnai kericuhan. Warga yang sebagian besar bergelut dalam usaha jual-beli besi bekas itu menolak untuk digusur dari lahan milik PT Graha Cipta Kharisma (GCK).
Kericuhan terjadi sekira pukul 03.30 WIB, saat itu ratusan warga yang memadati badan Jalan I Gusti Ngurah Rai mulai memblokade jalan dengan membakar ban di tiga titik terpisah.
Petugas yang sejak awal sudah berada di lokasi berusaha menenangkan warga dengan melakukan upaya persuasif, namun upaya polisi tidak membuahkan hasil, warga yang tidak terima akan rencana pembongkaran tetap memblokade jalan dengan membakar ban. Petugas pun terpaksa membongkar blokade dan memadamkan api.
Pukul 05.00 WIB, warga yang tidak terima blokadenya dibongkar petugas mulai melempari petugas dengan batu dan botol. Tidak hanya itu, shelter busway Buaran pun tidak luput dari aksi lemparan warga. Situasi semakin mencekam, dimana warga mulai membakar shelter yang berada persis di depan lokasi eksekusi.
Hal ini yang kemudian direspon petugas dengan membubarkan paksa kerumunan warga.
"Kita sudah lakukan upaya persuasif sejak awal. Tapi warga tetap bertahan, bahkan membakar shelter busway. Karena itu kita bubarkan paksa warga dengan menggunakan gas air mata," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (9/10/2013).
Mulyadi menambahkan, setelah dibubarkan paksa oleh petugas, warga kembali ke rumahnya masing-masing. Menurut Mulyadi, setelah dirasa cukup kondusif, secara perlahan petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP pun masuk ke pemukiman warga dan berusaha kembali melakukan persuasif terkait rencana penertiban bangunan rumah mereka.
Setelah warga tidak lagi memprotes rencana pembongkaran, lanjut Mulyadi, petugas Satpol PP membantu warga untuk mengangkut barang-barang milik mereka keluar dari rumah.
Akibat aksi warga tersebut, petugas terpaksa menutup ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai sepanjang empat kilometer, mulai dari perempatan Buaran sampai perempatan Klender. Pengalihan arus pun dilakukan untuk mencegah kemacetan panjang pada jam berangkat kerja. Setelah empat jam ditutup, ruas jalan tersebut kembali dibuka sekira pukul 08.00 WIB. Kendaraan pun mulai melintasi jalan tersebut.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, jalan kembali ditutup lantaran kebakaran yang terjadi di lokasi eksekusi. Api diduga berasal dari bensin yang dituangkan warga ke area eksekusi. Api dengan cepat membakar bangunan semi permanen.
"Ada warga yang masih melakukan perlawanan, membakar area eksekusi agar alat berat tidak menghancurkan rumahnya. Tadi saya lihat ada warga yang membawa dirijen isi bensin," ujar salah satu petugas Satpol PP.
Warga yang tengah mengeluarkan perabot mereka dari dalam rumah panik saat api membesar. Warga yang kebanyakan wanita itu berteriak-teriak saat api mulai mendekati barang-barang mereka. Dengan cepat, petugas membantu mengeksekusi barang-barang milik warga tersebut.
Sebanyak 20 unit pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api yang melahap puing-puing bangunan yang telah dihancurkan oleh alat berat. Api berhasil dipadamkan selama satu jam.
Pantauan di lapangan, hingga pukul 11.00 WIB, Jalan I gusti Ngurah Rai masih tidak dapat dilalui kendaraan. Proses eksekusi pun masih berlangsung. Barang-barang warga yang kebanyakan barang dagangan besi bekas terlihat menumpuk di sepanjang jalan tersebut.
Kericuhan terjadi sekira pukul 03.30 WIB, saat itu ratusan warga yang memadati badan Jalan I Gusti Ngurah Rai mulai memblokade jalan dengan membakar ban di tiga titik terpisah.
Petugas yang sejak awal sudah berada di lokasi berusaha menenangkan warga dengan melakukan upaya persuasif, namun upaya polisi tidak membuahkan hasil, warga yang tidak terima akan rencana pembongkaran tetap memblokade jalan dengan membakar ban. Petugas pun terpaksa membongkar blokade dan memadamkan api.
Pukul 05.00 WIB, warga yang tidak terima blokadenya dibongkar petugas mulai melempari petugas dengan batu dan botol. Tidak hanya itu, shelter busway Buaran pun tidak luput dari aksi lemparan warga. Situasi semakin mencekam, dimana warga mulai membakar shelter yang berada persis di depan lokasi eksekusi.
Hal ini yang kemudian direspon petugas dengan membubarkan paksa kerumunan warga.
"Kita sudah lakukan upaya persuasif sejak awal. Tapi warga tetap bertahan, bahkan membakar shelter busway. Karena itu kita bubarkan paksa warga dengan menggunakan gas air mata," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (9/10/2013).
Mulyadi menambahkan, setelah dibubarkan paksa oleh petugas, warga kembali ke rumahnya masing-masing. Menurut Mulyadi, setelah dirasa cukup kondusif, secara perlahan petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP pun masuk ke pemukiman warga dan berusaha kembali melakukan persuasif terkait rencana penertiban bangunan rumah mereka.
Setelah warga tidak lagi memprotes rencana pembongkaran, lanjut Mulyadi, petugas Satpol PP membantu warga untuk mengangkut barang-barang milik mereka keluar dari rumah.
Akibat aksi warga tersebut, petugas terpaksa menutup ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai sepanjang empat kilometer, mulai dari perempatan Buaran sampai perempatan Klender. Pengalihan arus pun dilakukan untuk mencegah kemacetan panjang pada jam berangkat kerja. Setelah empat jam ditutup, ruas jalan tersebut kembali dibuka sekira pukul 08.00 WIB. Kendaraan pun mulai melintasi jalan tersebut.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, jalan kembali ditutup lantaran kebakaran yang terjadi di lokasi eksekusi. Api diduga berasal dari bensin yang dituangkan warga ke area eksekusi. Api dengan cepat membakar bangunan semi permanen.
"Ada warga yang masih melakukan perlawanan, membakar area eksekusi agar alat berat tidak menghancurkan rumahnya. Tadi saya lihat ada warga yang membawa dirijen isi bensin," ujar salah satu petugas Satpol PP.
Warga yang tengah mengeluarkan perabot mereka dari dalam rumah panik saat api membesar. Warga yang kebanyakan wanita itu berteriak-teriak saat api mulai mendekati barang-barang mereka. Dengan cepat, petugas membantu mengeksekusi barang-barang milik warga tersebut.
Sebanyak 20 unit pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api yang melahap puing-puing bangunan yang telah dihancurkan oleh alat berat. Api berhasil dipadamkan selama satu jam.
Pantauan di lapangan, hingga pukul 11.00 WIB, Jalan I gusti Ngurah Rai masih tidak dapat dilalui kendaraan. Proses eksekusi pun masih berlangsung. Barang-barang warga yang kebanyakan barang dagangan besi bekas terlihat menumpuk di sepanjang jalan tersebut.
(mhd)