Wakepsek: Tompel dikenal pendiam
A
A
A
Sindonews.com - RN alias Rio atau Tompel, pelaku penyiraman air keras di bus PPD 213 jurusan KP Melayu-Grogol beberapa waktu lalu ternyata dikenal sebagai sosok yang pendiam di lingkungan sekolahnya.
Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) Bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Jakarta M Bakrie Akkas mengungkapkan, di kalangan temannya Tompel justru adalah orang yang dikenal pendiam dan tidak pernah membuat ulah di dalam sekolah.
Perubahan itu sendiri terjadi, tambahnya, setelah sebelumnya sewaktu duduk di bangku kelas 1 dan 2 Tompel sempat tersandung masalah perkelahian dan sempat dengan berurusan dengan petugas kepolisian.
"Tapi karena tingkah laku membaik ya kita berikan kesempatan. Kalau dulu kelihatan sudah ada niatan akan langsung kita berhentikan. Tapi dia sejak kelas 3 sudah mulai berubah," kata Bakrie saat ditemui Sindonews di SMK 1 Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2013).
Bakrie mengklaim, meski Tomple pernah diamankan polisi karena sedang ikut mengumpul bersama temannya dan membuat keramaian, toh dia menganggap tidak ada kenakalan berarti yang dibuat anak berusian 18 itu.
"Tingkah laku dalam sekolah gejala yang menunjukan perlawanan dia baik baik saja di sekolah. Dia pendiam dan tidak banyak neko-neko. Kalau prestasi belajar dia biasa saja. Makanya gurunya menyayangkan kok bisa begini," ujarnya.
Perubahan itu menurut Bakrie, terjadi karena niat orangtua serta RN sendiri untuk berhenti melakukan kenakalan di kelas 3. Pihak sekolah pun mengaku tetap memberikan kesempatan dia untuk berubah.
"Kalau ada anak niat memperbaiki diri dan wali kelasnya masih siap menerima dan orangtua mau mendukung kita berikan kesempatan. Tadinya sudah kita mau proses, tapi karena tekad orangtua dan anaknya untuk berubah makanya kita berikan kesempatan," pungkasnya.
Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) Bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Jakarta M Bakrie Akkas mengungkapkan, di kalangan temannya Tompel justru adalah orang yang dikenal pendiam dan tidak pernah membuat ulah di dalam sekolah.
Perubahan itu sendiri terjadi, tambahnya, setelah sebelumnya sewaktu duduk di bangku kelas 1 dan 2 Tompel sempat tersandung masalah perkelahian dan sempat dengan berurusan dengan petugas kepolisian.
"Tapi karena tingkah laku membaik ya kita berikan kesempatan. Kalau dulu kelihatan sudah ada niatan akan langsung kita berhentikan. Tapi dia sejak kelas 3 sudah mulai berubah," kata Bakrie saat ditemui Sindonews di SMK 1 Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2013).
Bakrie mengklaim, meski Tomple pernah diamankan polisi karena sedang ikut mengumpul bersama temannya dan membuat keramaian, toh dia menganggap tidak ada kenakalan berarti yang dibuat anak berusian 18 itu.
"Tingkah laku dalam sekolah gejala yang menunjukan perlawanan dia baik baik saja di sekolah. Dia pendiam dan tidak banyak neko-neko. Kalau prestasi belajar dia biasa saja. Makanya gurunya menyayangkan kok bisa begini," ujarnya.
Perubahan itu menurut Bakrie, terjadi karena niat orangtua serta RN sendiri untuk berhenti melakukan kenakalan di kelas 3. Pihak sekolah pun mengaku tetap memberikan kesempatan dia untuk berubah.
"Kalau ada anak niat memperbaiki diri dan wali kelasnya masih siap menerima dan orangtua mau mendukung kita berikan kesempatan. Tadinya sudah kita mau proses, tapi karena tekad orangtua dan anaknya untuk berubah makanya kita berikan kesempatan," pungkasnya.
(mhd)