Warga mengeluh, rumah Inul di Tangerang jadi lokasi prostitusi
A
A
A
Sindonews.com - Diduga sering dijadikan lokasi prostitusi ilegal, warga Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, mengeluhkan disulapnya rumah tetangga mereka itu menjadi tempat prostitusi.
Pasalnya kegiatan prostistusi ilegal itu berdiri di dekat lingkungan agamis Kecamatan Cisoka. Menurut Muhidin, tokoh pemuda Kecamatan Cisoka, keberadaan lokasi itu sering menyediakan wanita penjaja cinta dan sangat meresahkan warga.
"Seharusnya pemerintah daerah dapat bertindak tegas. Jangan sampai generasi muda hancur gara-gara terlambat bersikap. Terlebih rumah yang dijadikan tempat prostisusi ilegal itu, adalah menyediakan berbagai minuman beralkohol tinggi," ungkap Muhidin, Minggu (22/9/2013) malam.
Muhidin mengungkapkan, lokasi rumah yang dijadikan tempat esek-esek itu berada pada salah satu rumah warga yang biasa disapa mamah Inul. "Lokasinya berada di samping perumahan Griya Cisoka, Kecamatan Cisoka. Orang sini manggilnya mamah Inul, " kata Muhidin.
Sementara, dari pengakuan salah seorang wanita penjaja seks komersil yang berada di rumah tersebut, FT (27) diketahui jam kerjanya setiap hari. Dirinya mengatakan, dalam sehari semalam, bisa menerima tamu antara tiga hingga enam orang.
Sedangkan mengenai tarif, dibandrol antara Rp150 hingga Rp200 ribu sekali kencan. "Bisa siang, bisa malam. Harga segitu sudah termasuk kamar. Kalau mau nawar bisa langsung di dalam kamar, mentok-mentok Rp150 ribu," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang Slamet Budhi mengakui tentang keberadaan lokasi yang diduga dijadikan prostitusi ilegal tersebut. Pihaknya berjanji akan segera menutup lokasi tersebut.
"Tinggal tunggu waktu eksekusi saja. Mudah-mudahan bulan Oktober, tempat-tempat itu akan kami tertibkan, termasuk yang di Kecamatan Balaraja dan Jayanti juga banyak," pungkasnya.
Pasalnya kegiatan prostistusi ilegal itu berdiri di dekat lingkungan agamis Kecamatan Cisoka. Menurut Muhidin, tokoh pemuda Kecamatan Cisoka, keberadaan lokasi itu sering menyediakan wanita penjaja cinta dan sangat meresahkan warga.
"Seharusnya pemerintah daerah dapat bertindak tegas. Jangan sampai generasi muda hancur gara-gara terlambat bersikap. Terlebih rumah yang dijadikan tempat prostisusi ilegal itu, adalah menyediakan berbagai minuman beralkohol tinggi," ungkap Muhidin, Minggu (22/9/2013) malam.
Muhidin mengungkapkan, lokasi rumah yang dijadikan tempat esek-esek itu berada pada salah satu rumah warga yang biasa disapa mamah Inul. "Lokasinya berada di samping perumahan Griya Cisoka, Kecamatan Cisoka. Orang sini manggilnya mamah Inul, " kata Muhidin.
Sementara, dari pengakuan salah seorang wanita penjaja seks komersil yang berada di rumah tersebut, FT (27) diketahui jam kerjanya setiap hari. Dirinya mengatakan, dalam sehari semalam, bisa menerima tamu antara tiga hingga enam orang.
Sedangkan mengenai tarif, dibandrol antara Rp150 hingga Rp200 ribu sekali kencan. "Bisa siang, bisa malam. Harga segitu sudah termasuk kamar. Kalau mau nawar bisa langsung di dalam kamar, mentok-mentok Rp150 ribu," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang Slamet Budhi mengakui tentang keberadaan lokasi yang diduga dijadikan prostitusi ilegal tersebut. Pihaknya berjanji akan segera menutup lokasi tersebut.
"Tinggal tunggu waktu eksekusi saja. Mudah-mudahan bulan Oktober, tempat-tempat itu akan kami tertibkan, termasuk yang di Kecamatan Balaraja dan Jayanti juga banyak," pungkasnya.
(stb)