Kriminolog: Pencuri artefak sindikat terorganisir
A
A
A
Sindonews.com - Pencurian empat artefak di Museum Gajah, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu dilakukan oleh sindikat terorganisir.
"Saya yakin itu sindikat yang mengambil itu. Kemungkinan-kemungkinan dia melakukan tidak sendiri, melakukan dengan organize crime," kata Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar dalam sebuah diskusi di DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Bambang juga menilai, proses pencurian yang dilakukan dengan metode canggih yang memiliki pola kerja hingga marketing penjualan yang teratur.
"Itu modusnya dengan cara mencurinya canggih itu juga ada suatu kelompok-kelompok yang sudah diatur sedemikian rupa seperti cara kerja dalam rangka, seperti menyiapkan proses sampai juga ke marketingnya," terang dia.
Maka itu, Bambang meminta, pemerintah kedepannya bisa memiliki pemikiran yang mendalam guna mengantisipasi hal serupa agar tidak terulang kembali.
"Nah dengan konteks yang demikian maka itu perlu adanya pemikiran-pemikiran yang mendalam di dalam rangka memproteksi benda-benda cagar budaya dimana nilai-nilai itu tidak sekadar nilai ekonomi yang sifatnya nilai dari suatu bangsa," tuturnya.
Selain itu, masih kata Bambang, pengamanan di museum tersebut juga masih minim. Seharusnya, saran dia, museum yang memiliki nilai sejarah tinggi harus dilengkapi alat pengamanan yang canggih.
"Di museum alat keamanan pun masih minim seperti alat alarm yang tidak maksimal, kalau alarm canggih yang dengan sensor sedikit diterjang pasti langsung bunyi tapi ini tidak, dan CCTV yang telah lama mati," pungkasnya.
"Saya yakin itu sindikat yang mengambil itu. Kemungkinan-kemungkinan dia melakukan tidak sendiri, melakukan dengan organize crime," kata Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar dalam sebuah diskusi di DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Bambang juga menilai, proses pencurian yang dilakukan dengan metode canggih yang memiliki pola kerja hingga marketing penjualan yang teratur.
"Itu modusnya dengan cara mencurinya canggih itu juga ada suatu kelompok-kelompok yang sudah diatur sedemikian rupa seperti cara kerja dalam rangka, seperti menyiapkan proses sampai juga ke marketingnya," terang dia.
Maka itu, Bambang meminta, pemerintah kedepannya bisa memiliki pemikiran yang mendalam guna mengantisipasi hal serupa agar tidak terulang kembali.
"Nah dengan konteks yang demikian maka itu perlu adanya pemikiran-pemikiran yang mendalam di dalam rangka memproteksi benda-benda cagar budaya dimana nilai-nilai itu tidak sekadar nilai ekonomi yang sifatnya nilai dari suatu bangsa," tuturnya.
Selain itu, masih kata Bambang, pengamanan di museum tersebut juga masih minim. Seharusnya, saran dia, museum yang memiliki nilai sejarah tinggi harus dilengkapi alat pengamanan yang canggih.
"Di museum alat keamanan pun masih minim seperti alat alarm yang tidak maksimal, kalau alarm canggih yang dengan sensor sedikit diterjang pasti langsung bunyi tapi ini tidak, dan CCTV yang telah lama mati," pungkasnya.
(mhd)