Pengikut aliran sesat tewas gantung diri
A
A
A
Sindonews.com - Diduga stres karena mengikuti aliran sesat, seorang pria nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di lantai atas rumahnya, Jalan Swadaya I No:26, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Jasad lelaki yang diketahui bernama Supramono (39) itu pertama kali ditemukan keponakannya sendiri, Silva (14) sudah tergantung di plafon kamarnya sekira pukul 10.00 WIB, Jumat (13/9/2013).
"Mayatnya ditemuin sama anak saya jam 10 pagi tadi pas lagi jemur handuk di lantai atas," kata Siwijati (34), ibunda Silva sekaligus adik kandung korban.
Ia mengutarakan, korban merupakan anak kelima dari enam bersaudara di keluarganya. Kakak kandungnya itu diduga nekad gantung diri karena stres dengan aliran sesat yang diikutinya.
"Dia stress karena ikut aliran sesat gitu sejak beberapa tahun belakangan," jelasnya.
Menurutnya, sejak lulus SMA atau sekitar tahun 1995, kakaknya itu telah menunjukan tingkah laku aneh. Semenjak itu juga korban tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya bekerja serabutan seperti berjualan koran.
"Kakak saya lulus SMA sekitar tahun 1995, nah sejak itu dia mulai aneh," tuturnya.
Siwijati mengutarakan, sehari sebelum ditemukan tewas, tidak ada gelagat aneh dan mencurigakan yang terlihat dalam diri korban. Kakaknya itu seperti biasa berdiam diri dan murung di dalam rumah hingga pada akhirnya ditemukan sudah tewas gantung diri.
"Enggak ada yang aneh, seperti biasa aja murung, diem, terus tahu tahu ditemuin anak saya udah ke gantung," terangnya.
Hingga kini kasus gantung diri itu masih ditangani petugas Polsek Tebet, Jakarta Selatan. Sementara jasad korban telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) untuk diautopsi.
Jasad lelaki yang diketahui bernama Supramono (39) itu pertama kali ditemukan keponakannya sendiri, Silva (14) sudah tergantung di plafon kamarnya sekira pukul 10.00 WIB, Jumat (13/9/2013).
"Mayatnya ditemuin sama anak saya jam 10 pagi tadi pas lagi jemur handuk di lantai atas," kata Siwijati (34), ibunda Silva sekaligus adik kandung korban.
Ia mengutarakan, korban merupakan anak kelima dari enam bersaudara di keluarganya. Kakak kandungnya itu diduga nekad gantung diri karena stres dengan aliran sesat yang diikutinya.
"Dia stress karena ikut aliran sesat gitu sejak beberapa tahun belakangan," jelasnya.
Menurutnya, sejak lulus SMA atau sekitar tahun 1995, kakaknya itu telah menunjukan tingkah laku aneh. Semenjak itu juga korban tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya bekerja serabutan seperti berjualan koran.
"Kakak saya lulus SMA sekitar tahun 1995, nah sejak itu dia mulai aneh," tuturnya.
Siwijati mengutarakan, sehari sebelum ditemukan tewas, tidak ada gelagat aneh dan mencurigakan yang terlihat dalam diri korban. Kakaknya itu seperti biasa berdiam diri dan murung di dalam rumah hingga pada akhirnya ditemukan sudah tewas gantung diri.
"Enggak ada yang aneh, seperti biasa aja murung, diem, terus tahu tahu ditemuin anak saya udah ke gantung," terangnya.
Hingga kini kasus gantung diri itu masih ditangani petugas Polsek Tebet, Jakarta Selatan. Sementara jasad korban telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) untuk diautopsi.
(ysw)