Di minimarket 24 jam, anak SMP ngebir & ngerokok
A
A
A
Sindonews.com - Selain mendesak pemberlakuan aturan jam malam bagi pelajar, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI juga meminta Pemprov DKI menyoroti keberadaan mini market 24 jam yang kian menjamur di Ibukota Jakarta.
"Kalau perlu dibatasi juga minimarket seperti Seven Eleven dan Walson, jangan sampai buka 24 jam," kata anggota Komisi B DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi saat dihubungi, Jumat (13/09).
Ia mengutarakan, saat ini banyak siswa SMP yang nongkrong sambil merokok dan minum bir di minimarket 24 jam tersebut. Pemandangan seperti itu tentunya bukanlah contoh yang baik bagi anak seusia mereka.
"Kalau kita melihat sekarang ini, anak SMP kelas 2 sudah nongkrong di situ, mereka ngebir dan ngerokok. Itu kan bukan satu contoh yang baik," jelasnya.
Menurutnya, perijinan minimarket 24 jam tersebut sudah terlanjur dikeluarkan secara jor-joran. Karena itu, Gubernur dan Wakilnya diimbau meninjau ulang perizinan minimarket seperti ini karena tidak mendidik.
"Yang kedua, kasihan juga pasar tradisional, bagaimana bisa hidup kalau banyak minimarket modern seperti ini.
Lebih jauh, Prasetyo mengungkapkan, tak hanya dijadikan tempat merokok dan minum alkohol, minimarket 24 jam itu juga disinyalir menjadi tempat transaksional narkoba para anak muda dari kalangan pelajar.
"Masalah Sevel ini complicated, karena di situ juga tempat transaksional narkoba dan prostitusi anak-anak muda. Ada laki-laki jualan perempuan dan sebaliknya. Kita takut Jakarta terindikasi HIV paling tinggi," cetusnya.
Ia mencontohkan, dengan adanya minimarket 24 jam ini, banyak anak-anak yang tadinya berniat belajar di rumah, menjadi terjerumus nongkrong dan melakukan hal-hal buruk di tempat itu. Misalnya, merokok, minum-minuman keras, transasksi narkoba sampai menjual diri.
"Mungkin pelajar yang niatnya belajar terus diajak temennya dan terjerumus. Mereka di sana ngerokok dan minum bir. Kalau enggak punya duit, jual diri. Ini kan bahaya," pungkasnya.
Artikel selengkapnya, klik disini
"Kalau perlu dibatasi juga minimarket seperti Seven Eleven dan Walson, jangan sampai buka 24 jam," kata anggota Komisi B DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi saat dihubungi, Jumat (13/09).
Ia mengutarakan, saat ini banyak siswa SMP yang nongkrong sambil merokok dan minum bir di minimarket 24 jam tersebut. Pemandangan seperti itu tentunya bukanlah contoh yang baik bagi anak seusia mereka.
"Kalau kita melihat sekarang ini, anak SMP kelas 2 sudah nongkrong di situ, mereka ngebir dan ngerokok. Itu kan bukan satu contoh yang baik," jelasnya.
Menurutnya, perijinan minimarket 24 jam tersebut sudah terlanjur dikeluarkan secara jor-joran. Karena itu, Gubernur dan Wakilnya diimbau meninjau ulang perizinan minimarket seperti ini karena tidak mendidik.
"Yang kedua, kasihan juga pasar tradisional, bagaimana bisa hidup kalau banyak minimarket modern seperti ini.
Lebih jauh, Prasetyo mengungkapkan, tak hanya dijadikan tempat merokok dan minum alkohol, minimarket 24 jam itu juga disinyalir menjadi tempat transaksional narkoba para anak muda dari kalangan pelajar.
"Masalah Sevel ini complicated, karena di situ juga tempat transaksional narkoba dan prostitusi anak-anak muda. Ada laki-laki jualan perempuan dan sebaliknya. Kita takut Jakarta terindikasi HIV paling tinggi," cetusnya.
Ia mencontohkan, dengan adanya minimarket 24 jam ini, banyak anak-anak yang tadinya berniat belajar di rumah, menjadi terjerumus nongkrong dan melakukan hal-hal buruk di tempat itu. Misalnya, merokok, minum-minuman keras, transasksi narkoba sampai menjual diri.
"Mungkin pelajar yang niatnya belajar terus diajak temennya dan terjerumus. Mereka di sana ngerokok dan minum bir. Kalau enggak punya duit, jual diri. Ini kan bahaya," pungkasnya.
Artikel selengkapnya, klik disini
(ysw)