Ratusan SDN di Depok tak memiliki perpustakaan
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Depok belum memiliki ruang perpustakaan. Sehingga para murid tidak dapat menikmati fasilitas membaca buku secara gratis. Padahal, idealnya tiap sekolah memiliki satu ruang perpustakaan.
Ruang tersebut dimiliki sebagai fasilitas bagi murid yang ingin menambah pengetahuan dengan mambaca buku secara cuma-cuma. Sehingga tidak heran jika minat baca di kalangan usia dini di Depok sangat minim.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendidikan TK dan SD Kecamatan Pancoranmas Eneng Sugiarti mengakui, hampir separuh dari seluruh gedung SD Negeri di Depok tidak memiliki ruang perpustakaan.
Kalaupun tersedia, kata dia, ruang perpusatakaan tidak disertai dengan perhatian dari dinas. Sehingga banyak diantara ruangan itu telah beralih fungsi menjadi gudang ataupun ruang kelas baru.
"Ini persoalan baru yang sedang kami hadapi sekarang. Persoalan ini sudah lama terjadi dan tidak mendapatkan perhatian serius dari dinas. Jangankan di kecamatan kami, hampir seluruh sekolah yang ada di kecamatan lain belum ada ruang perpustakaan," kata Eneng, Kamis (12/9/2013).
Data yang dimiliki pihaknya, dari 40 bangunan SDN di Kecamatan Pancoranmas, baru ada 14 SDN saja yang memiliki perpustakaan yang telah sesuai dengan standarisasi.
Sedangkan, 16 SD Negeri lain tak punya perpustakaan. Sedangkan 10 lainnya memiliki ruang perpustakaan yang tidak layak. Misalnya saja di SDN 3 dan 4 Depok di Kelurahan Depok. Hingga kini kedua sekolah itu belum memiliki perpustakaan.
Padahal, kata Eneng, sudah 10 tahun lebih sekolah itu berdiri. Selain sebagai upaya peningkatan minat baca siswa, perpustakaan juga berfungsi sebagai sarana siswa untuk mencari tugas. Misalnya saja, jika mereka harus mencari rangkuman atau kliping seharusnya bisa dicari di perpustakaan.
"Jadi sekarang banyak sekolah yang menjual buku ke siswa, karena tidak ada perpustakaan," paparnya.
Melihat kondisi demikian, pihaknya berencana mengajukan bantuan ke Disdik dalam membangun perpustakaan. Namun, tidak semua SDN bisa diajukan untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Hanya sekolah yang memiliki lahan seluas 7 X 8 meter saja yang di dahulukan. Dan yang tidak memiliki lahan diajukan pembangunannya pada penambahan bangunan.
"Sudah ada draf pengajuan itu ke Disdik yang kami berikan. Mudah-mudahan upaya ini bisa meningkatkan minat baca di Depok. Jika hanya mengandalkan program Jam Belajar Malam kami rasa tidak mungkin tercapai," paparnya.
Ruang tersebut dimiliki sebagai fasilitas bagi murid yang ingin menambah pengetahuan dengan mambaca buku secara cuma-cuma. Sehingga tidak heran jika minat baca di kalangan usia dini di Depok sangat minim.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendidikan TK dan SD Kecamatan Pancoranmas Eneng Sugiarti mengakui, hampir separuh dari seluruh gedung SD Negeri di Depok tidak memiliki ruang perpustakaan.
Kalaupun tersedia, kata dia, ruang perpusatakaan tidak disertai dengan perhatian dari dinas. Sehingga banyak diantara ruangan itu telah beralih fungsi menjadi gudang ataupun ruang kelas baru.
"Ini persoalan baru yang sedang kami hadapi sekarang. Persoalan ini sudah lama terjadi dan tidak mendapatkan perhatian serius dari dinas. Jangankan di kecamatan kami, hampir seluruh sekolah yang ada di kecamatan lain belum ada ruang perpustakaan," kata Eneng, Kamis (12/9/2013).
Data yang dimiliki pihaknya, dari 40 bangunan SDN di Kecamatan Pancoranmas, baru ada 14 SDN saja yang memiliki perpustakaan yang telah sesuai dengan standarisasi.
Sedangkan, 16 SD Negeri lain tak punya perpustakaan. Sedangkan 10 lainnya memiliki ruang perpustakaan yang tidak layak. Misalnya saja di SDN 3 dan 4 Depok di Kelurahan Depok. Hingga kini kedua sekolah itu belum memiliki perpustakaan.
Padahal, kata Eneng, sudah 10 tahun lebih sekolah itu berdiri. Selain sebagai upaya peningkatan minat baca siswa, perpustakaan juga berfungsi sebagai sarana siswa untuk mencari tugas. Misalnya saja, jika mereka harus mencari rangkuman atau kliping seharusnya bisa dicari di perpustakaan.
"Jadi sekarang banyak sekolah yang menjual buku ke siswa, karena tidak ada perpustakaan," paparnya.
Melihat kondisi demikian, pihaknya berencana mengajukan bantuan ke Disdik dalam membangun perpustakaan. Namun, tidak semua SDN bisa diajukan untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Hanya sekolah yang memiliki lahan seluas 7 X 8 meter saja yang di dahulukan. Dan yang tidak memiliki lahan diajukan pembangunannya pada penambahan bangunan.
"Sudah ada draf pengajuan itu ke Disdik yang kami berikan. Mudah-mudahan upaya ini bisa meningkatkan minat baca di Depok. Jika hanya mengandalkan program Jam Belajar Malam kami rasa tidak mungkin tercapai," paparnya.
(mhd)