Kurang dalami masalah, Pemkot Jaktim gagal relokasi PKL
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Jakarta Timur gagal dalam merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Pasalnya, PKL itu tidak menanggapi keinginan Pemkot yang akan melakukan relokasi tersebut.
Hal itu juga terlihat dari banyaknya PKL yang masih berjualan di pinggiran trotoar yang ada di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Hal itu karena, Pemkot tidak memahami permasalahan yang ada di Pasar Gembrong.
"Ia (Pemkot) hanya tahunya penertiban dan relokasi saja tanpa tahu permasalahannya para pedagang khususnya pedagang karpet," kata penasihat paguyuban PKL Pasar Gembrong Johan saat berbincang dengan Sindonews, Minggu 8 September 2013.
Selain permasalahan tempat, Johan mengatakan, sebagian besar pedagang karpet di sini hanya sebagai agen bukan milik sendiri.
"Tempat relokasinya jauh dari lokasi awal, tidak seperti di Tanah Abang. Perlu diketahui 96 persen pedagang karpet di sini hanyalah agen. Empat persennya adalah bos karpet," ungkapnya.
Dia meminta, kalau mau merelokasi pedagang karpet yang berjualan di trotoar Jalan Basuki Rahmat. Selama ini pemerintah juga tidak pernah membicarakan terkait masalah ini. Seharusnya para pedagang dirangkul dan dibicarakan bersama sampai mendapatkan solusi yang tepat.
"Selama ini yang datang hanya surat saja. Harusnya para aparat pemerintahan duduk bareng dengan PKL dan dibicarakan bersama-sama," harapnya.
Jika hal tersebut dilakukan, kata dia, maka permasalahan yang ada di pasar gembrong akan mudah diselesaikan.
"Insya Allah dapat terselesaikan dan para PKL mau direlokasi. Lagian di tempat relokasi kan lebih nyaman," pungkasnya.
Hal itu juga terlihat dari banyaknya PKL yang masih berjualan di pinggiran trotoar yang ada di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Hal itu karena, Pemkot tidak memahami permasalahan yang ada di Pasar Gembrong.
"Ia (Pemkot) hanya tahunya penertiban dan relokasi saja tanpa tahu permasalahannya para pedagang khususnya pedagang karpet," kata penasihat paguyuban PKL Pasar Gembrong Johan saat berbincang dengan Sindonews, Minggu 8 September 2013.
Selain permasalahan tempat, Johan mengatakan, sebagian besar pedagang karpet di sini hanya sebagai agen bukan milik sendiri.
"Tempat relokasinya jauh dari lokasi awal, tidak seperti di Tanah Abang. Perlu diketahui 96 persen pedagang karpet di sini hanyalah agen. Empat persennya adalah bos karpet," ungkapnya.
Dia meminta, kalau mau merelokasi pedagang karpet yang berjualan di trotoar Jalan Basuki Rahmat. Selama ini pemerintah juga tidak pernah membicarakan terkait masalah ini. Seharusnya para pedagang dirangkul dan dibicarakan bersama sampai mendapatkan solusi yang tepat.
"Selama ini yang datang hanya surat saja. Harusnya para aparat pemerintahan duduk bareng dengan PKL dan dibicarakan bersama-sama," harapnya.
Jika hal tersebut dilakukan, kata dia, maka permasalahan yang ada di pasar gembrong akan mudah diselesaikan.
"Insya Allah dapat terselesaikan dan para PKL mau direlokasi. Lagian di tempat relokasi kan lebih nyaman," pungkasnya.
(ysw)