Cerita warga dengar teriakan dari dalam ruko
A
A
A
Sindonews.com - Peristiwa kebakaran yang terjadi di rumah toko di Jalan F Blok L nomor 21 RT 09 RW 10 Penjaringan, Jakarta Utara dinihari tadi benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Sejumlah warga mendengar teriakan minta tolong dari dalam ruko, namun warga tak mampu menyelamatkan keempat penghuni ruko tersebut karena berlapisnya teralis besi yang berada di ruko tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kejadian berawal ketika aliran listrik di kawasan tersebut tidak stabil. Tidak lama setelah itu terjadi percikan api dan membakar ruko milik Eng Cong Liong. Akibat kejadian tersebut, penghuni yang ada didalam ruko terjebak tidak bisa keluar.
Warga yang melihat kejadian ini sempat berteriak-teriak dan berusaha membuka paksa rumah toko yang menjual kebutuhan rumah tangga itu. Berlapisnya pintu ruko membuat warga kesulitan membuka dan menyelamatkan ke empat korban yang tidur di lantai dua.
Nursahid warga sekitar mengatakan, saat api mulai berkobar suasan begitu mencekam, dimana listrik di kawasan tersebut padam. Sesekali terdengar teriakan korban yang saling membantu untuk mencari kunci pagar. Kadang teriakan minta tolong juga terdengar dari lantai dua jendela ruko.
Sementara di bawah warga juga saling membantu untuk membuka pintu. Teriakan warga yang memerintahkan untuk mendobrak pintu juga kerap terlontar. Namun semua hal itu sia-sia lantara pintu baru bisa dibuka dengan cara di las.
"Dari orangnya teriak minta tolong sampai tidak ada teriakan dari dalam ruko saya menyaksikan kejadiannya, memang sangat tragis," ucapnya di lokasi, Kamis (5/9/2013).
Dalam peristiwa kebakaran tersebut, empat penghuni ruko tewas, yakni Eng Cong Liang (55), May Hwe (45), serta dua anaknya Herman Wijaya (23), dan Bella Melinda (16).
Sementara itu Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Muhammad Iqbal mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa yang menewaskan satu keluarga tersebut. Dirinya menduga saat kejadian korban panik sehingga tidak bisa menemukan kunci pintu pagar yang berlapis tersebut.
"Dari beberapa saksi yang kita mintai keterangan, korban sempat berteriak minta tolong, tapi karena kebanyakan pintu, warga tidak bisa membuka pintu," tuturnya.
Sejumlah warga mendengar teriakan minta tolong dari dalam ruko, namun warga tak mampu menyelamatkan keempat penghuni ruko tersebut karena berlapisnya teralis besi yang berada di ruko tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kejadian berawal ketika aliran listrik di kawasan tersebut tidak stabil. Tidak lama setelah itu terjadi percikan api dan membakar ruko milik Eng Cong Liong. Akibat kejadian tersebut, penghuni yang ada didalam ruko terjebak tidak bisa keluar.
Warga yang melihat kejadian ini sempat berteriak-teriak dan berusaha membuka paksa rumah toko yang menjual kebutuhan rumah tangga itu. Berlapisnya pintu ruko membuat warga kesulitan membuka dan menyelamatkan ke empat korban yang tidur di lantai dua.
Nursahid warga sekitar mengatakan, saat api mulai berkobar suasan begitu mencekam, dimana listrik di kawasan tersebut padam. Sesekali terdengar teriakan korban yang saling membantu untuk mencari kunci pagar. Kadang teriakan minta tolong juga terdengar dari lantai dua jendela ruko.
Sementara di bawah warga juga saling membantu untuk membuka pintu. Teriakan warga yang memerintahkan untuk mendobrak pintu juga kerap terlontar. Namun semua hal itu sia-sia lantara pintu baru bisa dibuka dengan cara di las.
"Dari orangnya teriak minta tolong sampai tidak ada teriakan dari dalam ruko saya menyaksikan kejadiannya, memang sangat tragis," ucapnya di lokasi, Kamis (5/9/2013).
Dalam peristiwa kebakaran tersebut, empat penghuni ruko tewas, yakni Eng Cong Liang (55), May Hwe (45), serta dua anaknya Herman Wijaya (23), dan Bella Melinda (16).
Sementara itu Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Muhammad Iqbal mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa yang menewaskan satu keluarga tersebut. Dirinya menduga saat kejadian korban panik sehingga tidak bisa menemukan kunci pintu pagar yang berlapis tersebut.
"Dari beberapa saksi yang kita mintai keterangan, korban sempat berteriak minta tolong, tapi karena kebanyakan pintu, warga tidak bisa membuka pintu," tuturnya.
(ysw)