DBD renggut 2 nyawa di Pondok Aren
A
A
A
Sindonews.com - Serangan nyamuk demam berdarah di kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mulai meresahkan warga. Tercatat, sudah 21 kasus demam berdarah terjadi di kawasan ini selama 2013. Bahkan dua orang diantaranya, Rifat (5) dan Faisal (5) meninggal dunia.
Kepala Puskemas Pondok Aren drg I Gusti AR Ratih mengatakan, korban meninggal mengalami rejatan syok demam berdarah dengue (DBD). Dokter rumah sakit yang menangani kasus itu mendiagnosa, korban menderita Dengue Shock Syndrome (DSS) pada DBD.
"Banyak yang kena. Kasus ini ada terus. Hampir di setiap wilayah ada kasus. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan kurang. Kita hampir tiap hari memberikan penyuluhan," ujar drg Ratih, kepada Sindonews di Puskesmas Pondok Aren, Tangsel, Selasa (3/9/2013).
Ditambahkannya, merebaknya kasus demam berdarah ini disebabkan oleh pola hidup warga yang tidak bersih. Misalnya dengan tidak menerapkan 3 M (mengubur barang bekas, menutup penampungan air, dan menguras bak mandi secara berkala).
"Jadi, ini bukan penyakit aneh, itu penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Penyakit ini mematikan, karena virusnya," bebernya.
DSS pada DBD biasanya disertai dengan gejala-gejala syok yaitu nadi cepat dan kecil, ujung-ujung tangan dan kaki dingin, tekanan darah turun atau hilangnya kesadaran pada korban.
Pada kondisi ini, biasanya korban tidak panas sebagaimana gejala sebelumnya. DSS ini sering terjadi pada hari ke empat hingga ke tujuh periode sakit. Bentuk penyakit inilah yang paling sering menyebabkan kematian.
Kepala Puskemas Pondok Aren drg I Gusti AR Ratih mengatakan, korban meninggal mengalami rejatan syok demam berdarah dengue (DBD). Dokter rumah sakit yang menangani kasus itu mendiagnosa, korban menderita Dengue Shock Syndrome (DSS) pada DBD.
"Banyak yang kena. Kasus ini ada terus. Hampir di setiap wilayah ada kasus. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan kurang. Kita hampir tiap hari memberikan penyuluhan," ujar drg Ratih, kepada Sindonews di Puskesmas Pondok Aren, Tangsel, Selasa (3/9/2013).
Ditambahkannya, merebaknya kasus demam berdarah ini disebabkan oleh pola hidup warga yang tidak bersih. Misalnya dengan tidak menerapkan 3 M (mengubur barang bekas, menutup penampungan air, dan menguras bak mandi secara berkala).
"Jadi, ini bukan penyakit aneh, itu penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Penyakit ini mematikan, karena virusnya," bebernya.
DSS pada DBD biasanya disertai dengan gejala-gejala syok yaitu nadi cepat dan kecil, ujung-ujung tangan dan kaki dingin, tekanan darah turun atau hilangnya kesadaran pada korban.
Pada kondisi ini, biasanya korban tidak panas sebagaimana gejala sebelumnya. DSS ini sering terjadi pada hari ke empat hingga ke tujuh periode sakit. Bentuk penyakit inilah yang paling sering menyebabkan kematian.
(ysw)