DPRD sesalkan maraknya kasus DBD di Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) DKI Jakarta menyesalkan tingginya wabah Demam Berdarah Dangue (DBD) di Jakarta Pusat. Pasalnya, Jakarta Pusat harus bisa menjadi contoh untuk wilayah lain.
Anggota Komisi E DPRD DKI Merry Hotman mengatakan, jika melihat luas wilayah dengan jumlah penderita DBD, 214 kasus merupakan angka yang tinggi.
Apalagi segala informasi cukup mudah didapat masyarakat. "Jika penderita DBD mencapai ratusan pasti ada sesuatu yang salah," kata dia di Jakarta, Senin (2/9/2013).
Hotman mengatakan, Pemprov DKI memiliki Program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang di sebar di tiap kelurahan. Idealnya dengan adanya Jumantik peredaran DBD dapat ditekan.
Sebab program Jumantik merupakan program yang mengikutsertakan masyarakat untuk mencegah.
"Apakah program jumantik sudah berjalan semestinya, atau program tersebut hanya menjadi seremonial saja," cetus Merry.
Tiga bulan terakhir penderita Demam Berdarah mencapai 214 orang. Dari jumlah tersebut Kemayoran merupakan wilayah yang paling banyak menyumbang kasus Demam Berdarah Dangue (DBD).
Kasudin Kesehatan Jakarta Pusat Nestru Liesriyani mengatakan, dari data yang dimilikinya kasus DBD di Jakarta Pusat 2013 untuk bulan Juni ada 81 kasus, Juli 95 kasus, Agustus 38 kasus jadi 214 kasus DBD.
Anggota Komisi E DPRD DKI Merry Hotman mengatakan, jika melihat luas wilayah dengan jumlah penderita DBD, 214 kasus merupakan angka yang tinggi.
Apalagi segala informasi cukup mudah didapat masyarakat. "Jika penderita DBD mencapai ratusan pasti ada sesuatu yang salah," kata dia di Jakarta, Senin (2/9/2013).
Hotman mengatakan, Pemprov DKI memiliki Program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang di sebar di tiap kelurahan. Idealnya dengan adanya Jumantik peredaran DBD dapat ditekan.
Sebab program Jumantik merupakan program yang mengikutsertakan masyarakat untuk mencegah.
"Apakah program jumantik sudah berjalan semestinya, atau program tersebut hanya menjadi seremonial saja," cetus Merry.
Tiga bulan terakhir penderita Demam Berdarah mencapai 214 orang. Dari jumlah tersebut Kemayoran merupakan wilayah yang paling banyak menyumbang kasus Demam Berdarah Dangue (DBD).
Kasudin Kesehatan Jakarta Pusat Nestru Liesriyani mengatakan, dari data yang dimilikinya kasus DBD di Jakarta Pusat 2013 untuk bulan Juni ada 81 kasus, Juli 95 kasus, Agustus 38 kasus jadi 214 kasus DBD.
(mhd)