Polisi tak mampu selesaikan bentrokan warga
A
A
A
Sindonews.com - Dua hari sudah insiden tawuran warga di Galur Johar Baru, Jakarta Pusat. Namun hingga kini, polisi belum mampu menangkap pelaku penembakan terhadap wartawan televisi swasta.
Kapolsek Johar Baru, Kompol Dasril menilai, bentrokan itu merupakan bentuk dari segala problematika yang ada di kawwasan tersebut. Dia mengaku, apa yang dilakukan dirinya bersama jajarannya bukanlah solusi, melainkan hanya sekadar tindakan spontanitas.
"Kita tidak bisa menelesaikan masalah yang terjadi di kawasan Johar, karena penyebabnya banyak," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Menurut dia, untuk menghentikan aksi tawuran yang kerap kali terjadi di wilayah itu butuh sebuah komitme bersama serta penanganannya secara menyeluruh.
Lanjutnya, mulai dari penataan pemukiman, pembekalan keterampilan hingga penyaluran kerja, serta penambahan ruang interaktif.
"Masyarakay di sini sangat mudah terpicu akan hal-hal sepele, dan jika sudah demikian, kada mereka mencuri waktu disaat petugas lengah," ujarnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Rahmat mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan penyelidikan maupun penangkapan. Pasalnya, hal itu dilakukan massa.
Dirinya mengaku, aksi tawuran sudah menjadi hal yang wajar di kawasan Johar. Mengingat padatnya penduduk. "Secara psikologis orang yang kekurangan tidur emosinya lebih tinggi," ucapnya.
Menurutnya itulah fakta yang terjadi di lapangan, dimana dalam kamar berukuran 3X4 meter bisa dihuni tujuh sampai 10 orang. Untuk keluarga yang bekerja, maka mendapat jatah tidur di malam hari. Sementara untuk yang tidak bekerja terpaksa begadang di luar rumah.
"Hal-hal seperti ini tentunya membawa dampak. Apalagi saat ini kesenjangan sosial jelas terlihat. Sedikit banyak hal ini juga menjadi pemicu terjadinya tawuran," ujarnya.
Kapolsek Johar Baru, Kompol Dasril menilai, bentrokan itu merupakan bentuk dari segala problematika yang ada di kawwasan tersebut. Dia mengaku, apa yang dilakukan dirinya bersama jajarannya bukanlah solusi, melainkan hanya sekadar tindakan spontanitas.
"Kita tidak bisa menelesaikan masalah yang terjadi di kawasan Johar, karena penyebabnya banyak," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Menurut dia, untuk menghentikan aksi tawuran yang kerap kali terjadi di wilayah itu butuh sebuah komitme bersama serta penanganannya secara menyeluruh.
Lanjutnya, mulai dari penataan pemukiman, pembekalan keterampilan hingga penyaluran kerja, serta penambahan ruang interaktif.
"Masyarakay di sini sangat mudah terpicu akan hal-hal sepele, dan jika sudah demikian, kada mereka mencuri waktu disaat petugas lengah," ujarnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Rahmat mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan penyelidikan maupun penangkapan. Pasalnya, hal itu dilakukan massa.
Dirinya mengaku, aksi tawuran sudah menjadi hal yang wajar di kawasan Johar. Mengingat padatnya penduduk. "Secara psikologis orang yang kekurangan tidur emosinya lebih tinggi," ucapnya.
Menurutnya itulah fakta yang terjadi di lapangan, dimana dalam kamar berukuran 3X4 meter bisa dihuni tujuh sampai 10 orang. Untuk keluarga yang bekerja, maka mendapat jatah tidur di malam hari. Sementara untuk yang tidak bekerja terpaksa begadang di luar rumah.
"Hal-hal seperti ini tentunya membawa dampak. Apalagi saat ini kesenjangan sosial jelas terlihat. Sedikit banyak hal ini juga menjadi pemicu terjadinya tawuran," ujarnya.
(mhd)