60 angkutan umum 'dikandangkan'
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 38 angkutan kota (angkot) Metro Mini di Jakarta Barat dikandangkan dalam Terminal Bus Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Jumlah tersebut adalah hasil Razia sejak Senin 19 Agustus hingga 30 Agustus 2013.
Kepala Derek Sudin Perhubungan Jakarta Barat Adi Ismi mengatakan, untuk menjamin keamanan penumpang, pihaknya melakukan razia terhadap sejumlah angkutan umum seperti Metro Mini, Kopaja, Mikrolet dan angkutan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) di sejumlah terminal atau tempat pemberhentian angkutan lainnya.
"Selama dua pekan kami amankan sekira 60 armada angkutan umum. Paling banyak Metro Mini sebanyak 38," kata Adi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Dikatakan Adi, sejumlah angkutan umum itu dikandangkan lantaran dinilai tidak layak beroperasi akibat kondisi fisik kendaraan banyak yang rusak dan tidak lengkap, seperti di antaranya body angkutan yang mengalami keropos, lampu yang tidak menyala, kaca-kaca retak, kaca spion seadanya, ban botak dan lain sebagainya.
Sejak dua minggu lalu, kata Adi, pihaknya dapat mengandangkan angkutan sedikitnya empat sampai lima angkutan per harinya. Bagi mereka para pemilik angkutan umum yang ingin mengambil kendaraan tersebut, pihaknya akan meminta mereka terlebih dahulu untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangannya.
Nantinya jika sudah memenuhi persyaratan baru akan di lepas. Dan razia ini akan terus dilakukan hingga angkutan kota benar-benar aman dan nyaman bagi para penumpang.
"Pokoknya semua angkutan yang dapat membahayakan penumpang akan kami tindak," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pengguna angkutan umum Metro Mini 88 jurusan Slipi-Kalideres, Nurul Lidya (26) mengatakan, sangat mendukung pemerintah untuk menertibkan angkutan umum khususnya Metro Mini yang tidak laik.
"Seharusnya sebelum BBM (bahan bakar minyak) naik ditertibkan, jadi meskipun bayar mahal, kami puas," ungkapnya.
Berdasarkan pengamatannya setiap kali naik bus, kata Nurul dirinya merasa selalu tidak aman dan nyaman. Pasalnya dari mulai atap bus yang keropos, kaca jendela yang tidak benar, bangku penumpang dan lain sebagainya selalu saja ditemui setiap kali dirinya menggunakan angkutan umum.
"Saya harap kalau sudah ditertibkan, pemilik angkutan segera perbaiki. Dan kalau sudah diperbaiki, sopir angkot jangan ugal-ugalan," ujar perempuan yang bekerja di daerah Slipi itu.
Kepala Derek Sudin Perhubungan Jakarta Barat Adi Ismi mengatakan, untuk menjamin keamanan penumpang, pihaknya melakukan razia terhadap sejumlah angkutan umum seperti Metro Mini, Kopaja, Mikrolet dan angkutan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) di sejumlah terminal atau tempat pemberhentian angkutan lainnya.
"Selama dua pekan kami amankan sekira 60 armada angkutan umum. Paling banyak Metro Mini sebanyak 38," kata Adi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Dikatakan Adi, sejumlah angkutan umum itu dikandangkan lantaran dinilai tidak layak beroperasi akibat kondisi fisik kendaraan banyak yang rusak dan tidak lengkap, seperti di antaranya body angkutan yang mengalami keropos, lampu yang tidak menyala, kaca-kaca retak, kaca spion seadanya, ban botak dan lain sebagainya.
Sejak dua minggu lalu, kata Adi, pihaknya dapat mengandangkan angkutan sedikitnya empat sampai lima angkutan per harinya. Bagi mereka para pemilik angkutan umum yang ingin mengambil kendaraan tersebut, pihaknya akan meminta mereka terlebih dahulu untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangannya.
Nantinya jika sudah memenuhi persyaratan baru akan di lepas. Dan razia ini akan terus dilakukan hingga angkutan kota benar-benar aman dan nyaman bagi para penumpang.
"Pokoknya semua angkutan yang dapat membahayakan penumpang akan kami tindak," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pengguna angkutan umum Metro Mini 88 jurusan Slipi-Kalideres, Nurul Lidya (26) mengatakan, sangat mendukung pemerintah untuk menertibkan angkutan umum khususnya Metro Mini yang tidak laik.
"Seharusnya sebelum BBM (bahan bakar minyak) naik ditertibkan, jadi meskipun bayar mahal, kami puas," ungkapnya.
Berdasarkan pengamatannya setiap kali naik bus, kata Nurul dirinya merasa selalu tidak aman dan nyaman. Pasalnya dari mulai atap bus yang keropos, kaca jendela yang tidak benar, bangku penumpang dan lain sebagainya selalu saja ditemui setiap kali dirinya menggunakan angkutan umum.
"Saya harap kalau sudah ditertibkan, pemilik angkutan segera perbaiki. Dan kalau sudah diperbaiki, sopir angkot jangan ugal-ugalan," ujar perempuan yang bekerja di daerah Slipi itu.
(mhd)