Ini penyebab 4 dari 5 bayi kembar meninggal dunia

Minggu, 25 Agustus 2013 - 21:55 WIB
Ini penyebab 4 dari...
Ini penyebab 4 dari 5 bayi kembar meninggal dunia
A A A
Sindonews.com - Direktur Medis dan Keperawatan Rumah Sakit Harapan Kita Didi Danukusumo mengatakan, keempat bayi kembar pasutri Bagus dan Ernita meninggal lantaran usia kandungan sang ibu masih terbilang muda.

Akibatnya organ paru-paru bayi kembar yang berbobot tak lebih dari 400 gram tersebut membuat sistem pernafasan sang bayi terganggu.

"Para bayi kembar yang tidak bisa kami selamatkan itu tak sanggup menahan perubahan suhu dalam tubuhnya. Pasalnya bayi ini hanya 24 minggu dalam kandungan, masih terbilang muda untuk dilahirkan, sehingga proses pembentukan paru-paru masih belum sempurna," terangnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu7 (25/8/2013).

Mengenai kelangusngan hidup putra kembar pertama pasutri Bagus dan ernita yang masih bertahan saat ini, lanjut Didi, pihaknya belum bisa memastikan. Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan penangan intensif terhadap bayi tersebut secara optimal.

Menurut Dokter ahli persalinan ini, di negara maju seperti Amerika sekalipun, ukuran berat bayi dengan rata-rata 400 gram sangat rentan tidak dapat bertahan hidup. Padahal di sana memiliki peralatan medis yang sangat canggih.

"Kami masih lakukan upaya semaksimal mungkin dengan sejumlah dokter ahli dan bidan untuk mempertahankan hidup satu bayi kembar tersebut. Kami berharap satu bayi ini mampu bertahan hidup, namun kami belum bisa memastikanya," ungkapnya.

Sedangkan, untuk kondisi sang Ibu, kata Didi, sang ibu sudah diperbolehkan pulang sejak kemarin, Sabtu 24 Agustus 2013 lalu. "Ibunya sehat dan sudah diperbolehkan pulang," tambahnya.

Dokter Spesialis Kandungan RSAB Harapan Kita, Gatot Abdurrazak mengatakan, penanganan ke lima bayi kembar pasutri Bagus dan Enita memang memerlukan penaganan yang super extra. Pasalnya, selama ini untuk usia kandungan bayi kembar lima diperlukan waktu minimal 32 minggu.

Sedangkan bayi kembar lima pasutri Bagus dan Enita masih berusia 24 minggu.

Hal tersebut diakuinya, lantaran pihaknya memang harus mengeluarkan usia kandungan Enita dalam usia 24 minggu. Soalnya, saat itu kondisi Enita sudah dalam kontraksi dan pendarahan yang dapat membahayakan kondisi sang ibu.

"Dalam usia 24 minggu paru-paru sang bayi baru terbentuk. Bayi prematur seumuran tersesebut rentan mengalami gagal nafas," Kata Gatot yang sejak awal menangani kelahiran kelima anak kembar pasutri Bagus dan Ernita.

Gatot menceritakan, pada usia kandungan 22 minggu, Enita datang ke RSAB atas rekomendasi dari pasiennya yang berhasil melahirkan tiga bayi kembar dengan kondisi konstraksi, bahkan perutnya yang sudah membesar mengakibatkan sang ibu tidak bisa berjalan.

Dalam perjalanannya, lanjut Gatot, Enita terus mengalami pendarahan dan pihaknya mencoba menangani Enita denga oral dan obat-obatan. Namun, pada Senin 19 Agustus 2013 sekira pukul 20.00 WIB, Enita kembali mengalami pendarahan yang cukup banyak.

"Saat itu tekanan darahnya masih dapat ditoleransi, namu pada Selasa (20 Agfustus) sekitar pukul 06.00 WIB, tekanan darah menurun dan kondisi ibu sangat memperihatinkan. Untuk itu sekitar pukul 07.00 WIB dilakukan operasi cesar untuk mengeluarkan kelima bayi tersebut," paparnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Seorang ibu bernama Enita Fentrikana, 31, warga Jalan Nipah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lahirkan lima bayi kembar di Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita yang terletak di Jalan S Parman, Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa (20/8) sekitar pukul 08.30 WIB. Kelima bayi tersebut hanya memiliki berat rata-rata sebesar 400 gram.

Bagus Prasnawira (37), suami dari Enita mengatakan dirinya sama sekali tidak menyangka jika istri yang dinikahinya sejak tiga tahun silam melahirkan lima anak kembar. "Ini anak pertama saya langsung lima, saya sangat terkejut," kata Bagus.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)