Kebanjiran, Warga Rawa Jati terpaksa batal puasa
A
A
A
Sindonews.com - Banjir yang melanda di pemukiman Kampung Rawa Jati, Pancoran Jakarta Selatan, membuat aktivitas ibadah puasa warga setempat terganggu. Bahkan, ada beberapa pula dari warga yang terpaksa membatalkan puasa karena kelelahan membereskan rumahnya dari kebanjiran.
"Air masuk ke rumah warga mulai pukul 08.00 WIB pagi tadi. Di depan sini banjirnya enggak terlalu tinggi, didalam bisa sampai satu meter," kata Andre (25), warga RT02/07, Rawa Jati, Pancoran Jakarta Selatan saat ditemui Sindonews.com di lokasi, Senin (22/7/2013).
Menurut Andre, banjir kiriman luapan Kali Ciliwung yang melanda di pemukiman warga sebenarnya terjadi sejak dini hari.
Hanya saja, air tak lama surut lalu naik kembali pada pagi tadi. Banjir di wilayah ini sedikitnya meredam puluhan rumah yang ditinggali ratusan warga.
"Saya mengontrak di sini sudah hampir setahun. Air masuk ke rumah saya sampai selutut. Barang saya ungsikan ke rumah warga yang rumahnya tingkat," tuturnya.
Andre mengaku, terpaksa membatalkan puasa karena keletihan membereskan rumahnya yang kebanjiran. Terlebih, tidak sedikit harta bendanya yang harus diangkut dan dievakuasi keluar.
"Sekarang saya enggak puasa gara-gara banjir, karena enggak kuat tadi pagi angkut barang keluar rumah," terang pria asal Cirebon, Jawa Barat ini.
Di tempat yang sama, Usman (60) warga lainnya mengutarakan, jika di wilayah ini selalu menjadi langganan banjir. Warga yang rumahnya kebanjiran biasanya mengungsi di masjid di wilayah ini.
Hingga kini, belum ada satupun bantuan dari Pemprov DKI yang sampai kepada warga. "Bantuan kadang ada, kadang enggak. Kalau banjir yang sekarang belum ada bantuan. Biasanya warga dapat bantuan mie instan," tutupnya.
"Air masuk ke rumah warga mulai pukul 08.00 WIB pagi tadi. Di depan sini banjirnya enggak terlalu tinggi, didalam bisa sampai satu meter," kata Andre (25), warga RT02/07, Rawa Jati, Pancoran Jakarta Selatan saat ditemui Sindonews.com di lokasi, Senin (22/7/2013).
Menurut Andre, banjir kiriman luapan Kali Ciliwung yang melanda di pemukiman warga sebenarnya terjadi sejak dini hari.
Hanya saja, air tak lama surut lalu naik kembali pada pagi tadi. Banjir di wilayah ini sedikitnya meredam puluhan rumah yang ditinggali ratusan warga.
"Saya mengontrak di sini sudah hampir setahun. Air masuk ke rumah saya sampai selutut. Barang saya ungsikan ke rumah warga yang rumahnya tingkat," tuturnya.
Andre mengaku, terpaksa membatalkan puasa karena keletihan membereskan rumahnya yang kebanjiran. Terlebih, tidak sedikit harta bendanya yang harus diangkut dan dievakuasi keluar.
"Sekarang saya enggak puasa gara-gara banjir, karena enggak kuat tadi pagi angkut barang keluar rumah," terang pria asal Cirebon, Jawa Barat ini.
Di tempat yang sama, Usman (60) warga lainnya mengutarakan, jika di wilayah ini selalu menjadi langganan banjir. Warga yang rumahnya kebanjiran biasanya mengungsi di masjid di wilayah ini.
Hingga kini, belum ada satupun bantuan dari Pemprov DKI yang sampai kepada warga. "Bantuan kadang ada, kadang enggak. Kalau banjir yang sekarang belum ada bantuan. Biasanya warga dapat bantuan mie instan," tutupnya.
(ysw)