Belum ada larangan keras, PKL tetap jualan di trotoar
A
A
A
Sindonews.com - Hingga sore hari, belum ada pedagang kaki lima (PKL) yang mendaftar untuk menempati Blok G Pasar Tanah Abang. Alasannya, selama ini belum ada larangan keras terhadap PKL untuk tidak berjualan di atas trotoar.
"Kalau jalan sudah steril, tidak ada yang boleh dagang. Baru mereka akan ke sini. Karena mereka juga pasti ingin berdagang dengan tenang," kata Kepala Pasar Blok G Tanah Abang Warimin di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut Warimin, berdasarkan data yang diterima dari pemerintah, ada 470 PKL dengan KTP DKI Jakarta dan 315 PKL berasal dari luar Jakarta yang akan direlokasi ke tempatnya. Pasar Blok G siap menampung para pedagang tersebut.
Untuk menyambut para pedagang yang akan direlokasi, ia telah melakukan sejumlah perbaikan. Seperti tangga baja di depan pasar yang semula keropos, kini kondisinya sudah kokoh. Selain itu, pengurus pasar juga memasang rolling door di setiap pintu masuk tangga yang berada di dalam pasar untuk menjamin keamanan.
Tembok yang kusam pun dibersihkan dan dicat ulang. Terkait pintu kios yang masih rusak, Warimin mengatakan, akan segera memperbaikinya begitu pedagang mulai mendaftar.
"Selama enam bulan pedagang akan digratiskan. Kalau memang pedagang mau membeli kios, bisa diproses," katanya.
Menurut dia, harga kios di Pasar Blok G saat ini Rp5,5 juta per meternya. Pedagang bisa membeli dengan cara kredit selama tiga tahun.
Baharudin (46), salah seorang pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati mengatakan, tetap tidak mau dipindah ke Pasar Blok G.
Dia yang sudah berdagang di Tanah Abang selama 20 tahun ini mengatakan, pada 2005, pemerintah juga pernah merelokasi para pedagang ke Pasar Blok G. Namun, karena sepi pembeli, pedagang akhirnya kembali turun ke jalan.
Pedagang seprei dan taplak meja ini mengaku, untuk berdagang di badan jalan tidak ada biaya sewa yang harus dikeluarkan.
Sementara, keuntungan yang dia peroleh selama sehari bisa mencapai Rp300 ribu. "Jika saya tidak boleh jualan di sini, saya pindah saja ke pasar pagi," ujarnya.
"Kalau jalan sudah steril, tidak ada yang boleh dagang. Baru mereka akan ke sini. Karena mereka juga pasti ingin berdagang dengan tenang," kata Kepala Pasar Blok G Tanah Abang Warimin di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut Warimin, berdasarkan data yang diterima dari pemerintah, ada 470 PKL dengan KTP DKI Jakarta dan 315 PKL berasal dari luar Jakarta yang akan direlokasi ke tempatnya. Pasar Blok G siap menampung para pedagang tersebut.
Untuk menyambut para pedagang yang akan direlokasi, ia telah melakukan sejumlah perbaikan. Seperti tangga baja di depan pasar yang semula keropos, kini kondisinya sudah kokoh. Selain itu, pengurus pasar juga memasang rolling door di setiap pintu masuk tangga yang berada di dalam pasar untuk menjamin keamanan.
Tembok yang kusam pun dibersihkan dan dicat ulang. Terkait pintu kios yang masih rusak, Warimin mengatakan, akan segera memperbaikinya begitu pedagang mulai mendaftar.
"Selama enam bulan pedagang akan digratiskan. Kalau memang pedagang mau membeli kios, bisa diproses," katanya.
Menurut dia, harga kios di Pasar Blok G saat ini Rp5,5 juta per meternya. Pedagang bisa membeli dengan cara kredit selama tiga tahun.
Baharudin (46), salah seorang pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati mengatakan, tetap tidak mau dipindah ke Pasar Blok G.
Dia yang sudah berdagang di Tanah Abang selama 20 tahun ini mengatakan, pada 2005, pemerintah juga pernah merelokasi para pedagang ke Pasar Blok G. Namun, karena sepi pembeli, pedagang akhirnya kembali turun ke jalan.
Pedagang seprei dan taplak meja ini mengaku, untuk berdagang di badan jalan tidak ada biaya sewa yang harus dikeluarkan.
Sementara, keuntungan yang dia peroleh selama sehari bisa mencapai Rp300 ribu. "Jika saya tidak boleh jualan di sini, saya pindah saja ke pasar pagi," ujarnya.
(mhd)