Dinas Kebersihan Bekasi minta alokasi BBM ditambah
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Kebersihan Kota Bekasi mengupayakan penambahan alokasi anggaran untuk bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasioal sampah pasca kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Pasalnya, alokasi anggaran sebesar Rp1 miliar lebih tahun 2013 tak cukup memenuhi kebutuhan pasca kenaikan BBM.
"Untuk mempertahankan stabilitas pengangkutan sampah di Kota Bekasi, kami upayakan penambahan dana. Sebab, harus ada penyesuaian anggaran pasca kenaikan BBM, kalau tidak banyak truk sampah tidak bisa beroperasi," ujar Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Junaedi, kepada Sindonews, Selasa (2/7/2013).
Armada sampah meliputi truk pengangkut dan mesin beckhoe. Kedua kendaraan itu menggunakan BBM jenis solar bersubsidi yang sebelumnya dari harga Rp4.500. Namun, pembelian itu disertai surat dari Pemkot Bekasi. Berbeda dengan industri yang tak menggunakan BBM bersubsidi.
Pemerintah, kata dia, sebelumnya telah mengaloksikan anggaran Rp1 miliar lebih untuk bahan bakar solar dan perawatan armada sampah selama 2013. Dengan besaran tarif BBM yang berlaku pada saat itu masih Rp4.500 per liter. "kami akan meminta tambahan yang setara dengan jumlah itu," katanya.
Junaedi menambahkan anggaran pengadaan solar tersebut akan diupayakan pihaknya melalui alokasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) pada akhir tahun. Menurut dia, armada pengangkut sampah yang ada saat ini berjumlah 115 unit. Namun yang saat ini masih beroperasi sebanyak 97 unit, sisanya rusak.
Jumlah itu, lanjut dia, belum termasuk alat berat seperti truk 'beckoe' di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sumur Batu, Bantargebang yang berjumlah enam unit. "Sebagian beckhoe ada yang kita sewa dari swasta, saat ini untuk BBM truk itu kami sangat keteteran," katanya.
Junaedi menambahkan, seluruh armada tersebut perlu dipastikan untuk tetap beroperasi guna menjaga stabilitas pengangkutan sampah dari 12 kecamatan setempat. Jika, sampai sebagian tidak bisa jalan, akibatnya bisa fatal. "Kenaikan BBM sangat mempengerahi rutinitas pengambilan sampah," tegasnya.
"Untuk mempertahankan stabilitas pengangkutan sampah di Kota Bekasi, kami upayakan penambahan dana. Sebab, harus ada penyesuaian anggaran pasca kenaikan BBM, kalau tidak banyak truk sampah tidak bisa beroperasi," ujar Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Junaedi, kepada Sindonews, Selasa (2/7/2013).
Armada sampah meliputi truk pengangkut dan mesin beckhoe. Kedua kendaraan itu menggunakan BBM jenis solar bersubsidi yang sebelumnya dari harga Rp4.500. Namun, pembelian itu disertai surat dari Pemkot Bekasi. Berbeda dengan industri yang tak menggunakan BBM bersubsidi.
Pemerintah, kata dia, sebelumnya telah mengaloksikan anggaran Rp1 miliar lebih untuk bahan bakar solar dan perawatan armada sampah selama 2013. Dengan besaran tarif BBM yang berlaku pada saat itu masih Rp4.500 per liter. "kami akan meminta tambahan yang setara dengan jumlah itu," katanya.
Junaedi menambahkan anggaran pengadaan solar tersebut akan diupayakan pihaknya melalui alokasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) pada akhir tahun. Menurut dia, armada pengangkut sampah yang ada saat ini berjumlah 115 unit. Namun yang saat ini masih beroperasi sebanyak 97 unit, sisanya rusak.
Jumlah itu, lanjut dia, belum termasuk alat berat seperti truk 'beckoe' di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sumur Batu, Bantargebang yang berjumlah enam unit. "Sebagian beckhoe ada yang kita sewa dari swasta, saat ini untuk BBM truk itu kami sangat keteteran," katanya.
Junaedi menambahkan, seluruh armada tersebut perlu dipastikan untuk tetap beroperasi guna menjaga stabilitas pengangkutan sampah dari 12 kecamatan setempat. Jika, sampai sebagian tidak bisa jalan, akibatnya bisa fatal. "Kenaikan BBM sangat mempengerahi rutinitas pengambilan sampah," tegasnya.
(ysw)