BLSM cuma bikin warga senang sesaat
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan warga miskin terlihat mengantre di kantor pos untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). warga yang mengantre mengaku girang sesaat menerima dana BLSM ini.
Terlihat mayoritas antrean di Kantor Pos Depok Jaya, mayoritas didominasi oleh lansia dan juga ibu rumah tangga sambil menggendong bayi.
Salah satu warga Rawa Denok, Depok yakni Munawaroh (34) yang mengantre sambil menggendong bayi sejak pukul 12.00 WIB. Mengaku memiliki tiga anak yang merasa terbebani dengan kenaikan ongkos angkutan umum.
"Saya antre sudah dua jam, habisnya anak saya yang masih bayi ini nangis kalau ditinggal, maunya digendong sama ibunya," katanya di lokasi, Rabu (26/6/2013).
Disinggung uang Rp300 ribu cukup untuk apa? Munawaroh mengaku tak bisa berbuat banyak. "(BLSM) enggak kemana-mana, cuma girang-girangin warga sebentar saja," tuturnya.
Munawaroh mengaku akan menggunakan uang tersebut untuk membiayai kedua anaknya yang masih sekolah. Uang sebesar itu, kata dia, hanya cukup untuk membeli beras yang murah.
"Susu anak berapa, dua anak sekolah. Ongkos angkot naik. Semua sembako sudah pada naik, harga beras sama kayak harga bensin. Itu juga beras jelek. Suami saya juga buruh," ungkapnya.
Terlihat mayoritas antrean di Kantor Pos Depok Jaya, mayoritas didominasi oleh lansia dan juga ibu rumah tangga sambil menggendong bayi.
Salah satu warga Rawa Denok, Depok yakni Munawaroh (34) yang mengantre sambil menggendong bayi sejak pukul 12.00 WIB. Mengaku memiliki tiga anak yang merasa terbebani dengan kenaikan ongkos angkutan umum.
"Saya antre sudah dua jam, habisnya anak saya yang masih bayi ini nangis kalau ditinggal, maunya digendong sama ibunya," katanya di lokasi, Rabu (26/6/2013).
Disinggung uang Rp300 ribu cukup untuk apa? Munawaroh mengaku tak bisa berbuat banyak. "(BLSM) enggak kemana-mana, cuma girang-girangin warga sebentar saja," tuturnya.
Munawaroh mengaku akan menggunakan uang tersebut untuk membiayai kedua anaknya yang masih sekolah. Uang sebesar itu, kata dia, hanya cukup untuk membeli beras yang murah.
"Susu anak berapa, dua anak sekolah. Ongkos angkot naik. Semua sembako sudah pada naik, harga beras sama kayak harga bensin. Itu juga beras jelek. Suami saya juga buruh," ungkapnya.
(ysw)