Dampak kenaikan BBM, tarif angkot di Depok naik Rp1.500

Kamis, 20 Juni 2013 - 15:43 WIB
Dampak kenaikan BBM,...
Dampak kenaikan BBM, tarif angkot di Depok naik Rp1.500
A A A
Sindonews.com - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Depok, telah menyampaikan usulan kenaikan tarif angkutan kota (angkot) kepada dinas perhubungan (dishub) dan DPRD Depok senilai Rp1.000-1.500.

Wakil Ketua Organda Depok Tondo Wiyono mengaku, pihaknya akan mempertimbangkan kemampuan masyarakat. Sehingga, dia menjamin kenaikan tarif tak akan keluar jalur dari organda pusat, yakni 35 persen.

"Kita paham keinginan masyarakat. Kami sudah sampaikan ke dinas, sudah ke dewan. Mau naik hari ini pun, formulanya sudah siap. Intinya, kami tak akan memberatkan rakyat. Usulan kenaikan antara Rp1.000-1.500, pasti tak akan keluar koridor dari aturan pusat 35 persen," jelasnya, kepada wartawan, Kamis (20/06/2013).

Terkait keinginan para sopir yang mengajukan usulan kenaikan tarif angkot 60 persen, Tondo mengatakan, pihaknya siap menampung usulan pihak manapun. Namun, dia memahami jika dinaikan 60 persen, maka akan memberatkan masyarakat.

"Kita tampung keinginan sopir juga, pengemudi bagian wadah kami. Organda punya kewajiban tampung usulan. Kebijakan terakhir kan di wali kota," jelasnya.

Namun, Tondo menegaskan, kenaikan Rp1.000-1.500, sesuai jarak angkot lebih bisa masuk akal, dan tak terlalu membebani masyarakat. Sebab, angka itu sudah lumayan bisa menutup pengeluaran bensin, apalagi saat ini Depok semakin macet.

"Kondisi Depok berbeda dengan dulu yang bisa 4-5 rit. Sekarang 2 rit saja berat, banyak kemacetan di mana-mana. Usulan tarif itu, sudah mempertimbangkan kemacetan juga," paparnya.

Salah satu warga Cipayung, Maria mengaku, berat dengan kenaikan tarif angkot Rp1.000-1.500. Sebab, dia mempunyai dua anak yang masih duduk di bangku kuliah. Tentu, kenaikan itu akan menambah kocek ongkos angkutan kota.

"Biasanya Rp4.000, kalau naiknya Rp1.500, satu anak saja naik 07 jurusan Cipayung-Terminal Depok, bolak balik Rp11.000, belum dikali dua anak, berapa sebulan? Baru ongkos saja, belum ongkos naik angkot ke pasar, lalu harga sembakonya? Makin berat saja biaya hidup," tuturnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0749 seconds (0.1#10.140)