Tarif baru KRL, 5 stasiun pertama Rp3.000
A
A
A
Sindonews.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan KCJ menertibkan seluruh stasiun dari para pedagang demi melaksanakan program e-ticketing. Karena itu, seluruh stasiun harus steril dari pedagang, tak terkecuali Stasiun Universitas Indonesia (UI) yang hari ini dibersihkan.
Dampak positifnya, PT KAI akan memberlakukan tarif progresif seiring dengan pemberlakukan e-ticketing. Yakni tarifnya turun dari tarif semula, yakni Rp8.000.
Kahumas Daops I PT KAI Sukendar mengatakan, tarif commuter line 5 stasiun pertama Rp3.000 dan tiga stasiun berikutnya Rp1.000. Hal itu disesuaikan dengan jarak.
"Kami itu niatnya baik. Akan lebih baik peningkatan pelayanan, naik turun KRL lebih nyaman, angkot moda lain enggak efisien. Belum waktunya. KRL jadi pilihan paling utamalah," ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Rabu (29/5/2013).
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Ali Abdillah menegaskan, bahwa perjuangan mereka tak akan selesai sampai di sini, sebab mereka akan mengajukan gugatan perdata dan PTUN.
Untuk memulihkan psikologis para pedagang, mereka akan mengikuti pelatihan wirausaha. "Sambil memberi pelatihan wirausaha. Kami lagi koordinasi dengan Pemkot Depok, untuk carikan lembaga donor agar pedagang bisa mandiri cari kerja lagi. Tapi ini butuh waktu," pungkasnya.
Dampak positifnya, PT KAI akan memberlakukan tarif progresif seiring dengan pemberlakukan e-ticketing. Yakni tarifnya turun dari tarif semula, yakni Rp8.000.
Kahumas Daops I PT KAI Sukendar mengatakan, tarif commuter line 5 stasiun pertama Rp3.000 dan tiga stasiun berikutnya Rp1.000. Hal itu disesuaikan dengan jarak.
"Kami itu niatnya baik. Akan lebih baik peningkatan pelayanan, naik turun KRL lebih nyaman, angkot moda lain enggak efisien. Belum waktunya. KRL jadi pilihan paling utamalah," ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Rabu (29/5/2013).
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Ali Abdillah menegaskan, bahwa perjuangan mereka tak akan selesai sampai di sini, sebab mereka akan mengajukan gugatan perdata dan PTUN.
Untuk memulihkan psikologis para pedagang, mereka akan mengikuti pelatihan wirausaha. "Sambil memberi pelatihan wirausaha. Kami lagi koordinasi dengan Pemkot Depok, untuk carikan lembaga donor agar pedagang bisa mandiri cari kerja lagi. Tapi ini butuh waktu," pungkasnya.
(san)