SMPN 7 minta pengeroyok Teddy diproses hukum
A
A
A
Sindonews.com - Pihak SMPN 7 Batu Ceper Kota Tangerang, meminta petugas kepolisian mengusut tuntas siapa pelaku tawuran dan pengeroyokan, yang menyebabkan tewasnya Teddy (14), siswanya yang tewas terjebak dalam tawuran dua kubu sekolah, Kamis (25/4/2013) sore.
Ade Heriana Kepala Sekolah SMPN 7 Batu Ceper Kota Tangerang mengatakan pihak sekolah sangat terpukul dengan tewasnya salah seorang siswa mereka yang baru saja menyelesaikan UN.
"Kami sangat terpukul, ini benar-benar tidak kami bayangkan," kata Ade, Jumat (26/4/2013).
Ade pun menegaskan, bahwa siswanya yang bernama Teddy, Muhammad Ikhsan Abdul Hakim, dan Muhammad Abduh tidaklah terlibat tawuran. Melainkan menjadi korban tawuran antara dua kubu sekolah lain.
"Siswa kami bukan salah satu dari dua kubu sekolah yang tengah tawuran tersebut, mereka hanya sedang melintas," tegas Ade.
Karena beberapa jam sebelum kejadian yang merenggut nyawa Teddy, pihak sekolah mengadakan bimbingan pada jam 09.30 hingga 10.30 wib pada Kamis (25/4/2013). Bimbingan yang diberikan guru tersebut bertujuan agar siswa tidak kumpul-kumpul sepulang sekolah, coret-coret baju, apalagi tawuran.
Saat itu sekolah memerintahkan siswanya untuk langsung pulang kerumah msing-masing. "Langkah ini kami ambil karena kami tahu betul, daerah sekitar sekolah kami rawan tawuran. Makanya kami berikan bimbingan seperti itu," tutur Ade.
Namun nasib malang melanda Teddy, Ikhsan, dan Abduh, ketiganya malah terjebak tawuran dua kubu sekolah pada sore harinya. Ketiganya sudah pulang kerumah masing-masing lalu kemudian bermain disalah satu teman mereka.
"Kami betul-betul terpukul, kami harap polisi segera usut tuntas kejadian ini, siapa plakunya, dan semoga dapat ganjaran seberat-beratnya. Sehabis ini ada guru kesiswaan kami yang akan ke Polsek Neglasari, ikut pantau penyeledikannya," ujar Ade.
Ade Heriana Kepala Sekolah SMPN 7 Batu Ceper Kota Tangerang mengatakan pihak sekolah sangat terpukul dengan tewasnya salah seorang siswa mereka yang baru saja menyelesaikan UN.
"Kami sangat terpukul, ini benar-benar tidak kami bayangkan," kata Ade, Jumat (26/4/2013).
Ade pun menegaskan, bahwa siswanya yang bernama Teddy, Muhammad Ikhsan Abdul Hakim, dan Muhammad Abduh tidaklah terlibat tawuran. Melainkan menjadi korban tawuran antara dua kubu sekolah lain.
"Siswa kami bukan salah satu dari dua kubu sekolah yang tengah tawuran tersebut, mereka hanya sedang melintas," tegas Ade.
Karena beberapa jam sebelum kejadian yang merenggut nyawa Teddy, pihak sekolah mengadakan bimbingan pada jam 09.30 hingga 10.30 wib pada Kamis (25/4/2013). Bimbingan yang diberikan guru tersebut bertujuan agar siswa tidak kumpul-kumpul sepulang sekolah, coret-coret baju, apalagi tawuran.
Saat itu sekolah memerintahkan siswanya untuk langsung pulang kerumah msing-masing. "Langkah ini kami ambil karena kami tahu betul, daerah sekitar sekolah kami rawan tawuran. Makanya kami berikan bimbingan seperti itu," tutur Ade.
Namun nasib malang melanda Teddy, Ikhsan, dan Abduh, ketiganya malah terjebak tawuran dua kubu sekolah pada sore harinya. Ketiganya sudah pulang kerumah masing-masing lalu kemudian bermain disalah satu teman mereka.
"Kami betul-betul terpukul, kami harap polisi segera usut tuntas kejadian ini, siapa plakunya, dan semoga dapat ganjaran seberat-beratnya. Sehabis ini ada guru kesiswaan kami yang akan ke Polsek Neglasari, ikut pantau penyeledikannya," ujar Ade.
(rsa)