506 perlintasan kereta membahayakan pengguna jalan
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan Presiden yang menunjuk PT KAI, untuk mampu mengangkut 1,2 juta penumpang di tahun 2018, masih menemui banyak kendala. Namun kendala yang signifikan adalah, masih banyaknya perlintasan sebidang yang membuat headway perjalanan kereta tidak bisa maksimal.
Dari data Humas PT KAI Daop I, jumlah perlintasan di Jabodetabek mencapai 549 perlintasan. Dari jumlah tersebut hanya ada 43 perlintasan yang tidak sebidang. Artinya di perlintasan tersebut ada flyover ataupun underpass.
Sementara ada 80 perlintasan sebidang yang dijaga petugas operasional PT KAI, 78 perlintasan sebidang yang dijaga, oleh petugas jalan rel dan jembatan (JJ) PT KAI. Hanya ada 10 perlintasan yang di jaga pemerintah daerah. 18 perlintasan sebidang dijaga swasta.
Sementara itu, untuk perlintasan yang tidak resmi ada 197 perlintasan, dan 123 perlintasan resmi yang tidak mendapat penjagaan. Kepala Humas PT KAI Daop I Agus Sutijono mengatakan, masih banyaknya perlintasan sebidang membuat pihaknya harus mengatur jadwal perjalanan, agar tidak terjadi kemacetan panjang pada jam sibuk.
Dengan demikian, pihaknya mendisain jadwal dengan memperhatikan faktor eksternal. Padahal menurutnya untuk mencapai target 1,2 juta penumpang perhari, harus ada jaminan terhadap headway perjalanan kereta api.
"Jika armada sudah ada, tapi prasarana tidak mendukung tentunya target tersebut tidak akan tercapai," ucapnya, Selasa (23/4/2013).
Lebih lanjut Agus mengatakan, idealnya untuk mengantisipasi keterlambatan perjalanan jika ada kereta yang mogok, maka seharusnya di setiap stasiun di Jabodetabek disediakan wesel. Sehingga ketika ada kereta yang mogok, kereta yang ada di belakangnya bisa berbelok dan mendahului kereta yang mogok.
"Jika di tiap stasiun ada wesel, maka keterlambatan bisa diantisipasi," ucapnya.
Dari data Humas PT KAI Daop I, jumlah perlintasan di Jabodetabek mencapai 549 perlintasan. Dari jumlah tersebut hanya ada 43 perlintasan yang tidak sebidang. Artinya di perlintasan tersebut ada flyover ataupun underpass.
Sementara ada 80 perlintasan sebidang yang dijaga petugas operasional PT KAI, 78 perlintasan sebidang yang dijaga, oleh petugas jalan rel dan jembatan (JJ) PT KAI. Hanya ada 10 perlintasan yang di jaga pemerintah daerah. 18 perlintasan sebidang dijaga swasta.
Sementara itu, untuk perlintasan yang tidak resmi ada 197 perlintasan, dan 123 perlintasan resmi yang tidak mendapat penjagaan. Kepala Humas PT KAI Daop I Agus Sutijono mengatakan, masih banyaknya perlintasan sebidang membuat pihaknya harus mengatur jadwal perjalanan, agar tidak terjadi kemacetan panjang pada jam sibuk.
Dengan demikian, pihaknya mendisain jadwal dengan memperhatikan faktor eksternal. Padahal menurutnya untuk mencapai target 1,2 juta penumpang perhari, harus ada jaminan terhadap headway perjalanan kereta api.
"Jika armada sudah ada, tapi prasarana tidak mendukung tentunya target tersebut tidak akan tercapai," ucapnya, Selasa (23/4/2013).
Lebih lanjut Agus mengatakan, idealnya untuk mengantisipasi keterlambatan perjalanan jika ada kereta yang mogok, maka seharusnya di setiap stasiun di Jabodetabek disediakan wesel. Sehingga ketika ada kereta yang mogok, kereta yang ada di belakangnya bisa berbelok dan mendahului kereta yang mogok.
"Jika di tiap stasiun ada wesel, maka keterlambatan bisa diantisipasi," ucapnya.
(stb)