Sulit, soal UN untuk SLB dikeluhkan peserta
A
A
A
Sindonews.com - Defi Suhardhini (18), salah satu peserta Ujian Nasional (UN) Sekolah Luar Biasa (SLB) mengaku kesulitan mengerjakan soal ujian. Pasalnya, materi yang dikerjana tehitung sulit.
Dengan menggunakan bahasa isyarat, ia mengatakan soal bahasa Indonesia susah dikerjakan.
"Iya susah. Saya belajar sejak jam 3 pagi. Deg-degan. Ingin cepat selesai," kata Defi ditemui usai UN, Senin (22/04/2013).
Ia menambahkan, meski diakui cukup sulit, dirinya yakin lulus.
"Mudah-mudahan lulus. Kalau sudah lulus, saya mau jadi penari. Tapi sebelumnya, saya mau lanjutkan pendidikan ke SLB setingkat SMA di Lenteng Agung," tambahnya.
Peserta lainnya, Wahyu Agung (20) mengaku, dirinya tidak berencana melanjutkan sekolah melainkan ingin langsung bekerja.
"Saya mau jadi montir. Maunya ingin latihan kerja di Balai Latihan Kerja Bambu Apus, Jakarta Timur. Saya yakin lulus, meski saya lemah di Bahasa Inggris," ungkapnya.
Dengan menggunakan bahasa isyarat, ia mengatakan soal bahasa Indonesia susah dikerjakan.
"Iya susah. Saya belajar sejak jam 3 pagi. Deg-degan. Ingin cepat selesai," kata Defi ditemui usai UN, Senin (22/04/2013).
Ia menambahkan, meski diakui cukup sulit, dirinya yakin lulus.
"Mudah-mudahan lulus. Kalau sudah lulus, saya mau jadi penari. Tapi sebelumnya, saya mau lanjutkan pendidikan ke SLB setingkat SMA di Lenteng Agung," tambahnya.
Peserta lainnya, Wahyu Agung (20) mengaku, dirinya tidak berencana melanjutkan sekolah melainkan ingin langsung bekerja.
"Saya mau jadi montir. Maunya ingin latihan kerja di Balai Latihan Kerja Bambu Apus, Jakarta Timur. Saya yakin lulus, meski saya lemah di Bahasa Inggris," ungkapnya.
(stb)