Tak ikut UN, tiga siswa Inklusi SMPN 226 lulus
A
A
A
Sindonews.com - Tiga dari Empat siswa inklusi di SMPN 226, Pondok Labu, Jakarta Selatan tidak mengkuti Ujian Nasional (UN). Meski demikian, ketiga siswa yang mengalami keterbatasan IQ ini tetap dinyatakan lulus, namun tidak mendapat ijasah, hanya menerima surat tanda tamat belajar.
Kepala SMPN 226, M. Suhairi menjelaskan, di sekolah ini, ada empat siswa inklusi yang ikut menjadi peserta UN. Namun tiga dari siswa tersebut tidak bisa mengikuti ujian karena permintaan dari pihak keluarganya.
"Kita punya empat siswa inklusi, tapi hanya ada satu siswa yang ikut UN," terangnya saat ditemui di ruangannya di Jalan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (22/04/2013).
Suhari menjelaskan, alasan ketiga siswa itu diminta pihak keluarganya tidak ikut UN, karena dianggap mengalami keterbatasan IQ. Karena keterbatasan itulah, ketiganya ditolerir tidak diwajibkan mengikuti ujian layaknya siswa-siswa pada umumnya.
"Jadi itu atas permintaan orang tua. Mengenai nama ketiga siswa itu saya minta tidak usah diekspos," jelasnya.
Menurutnya, siswa dengan kebutuhan khusus yang mengikuti program inklusi memang tidak diwajibkan mengikuti UN. Nilai mereka nantinya diambil dan diakumulasikan dari ujian-ujian yang dilakukan di sekolah.
"Ya, ketiga siswa inklusi yang tidak ikut UN ini bisa dinyatakan lulus. Itu ada aturannya, tapi tepatnya saya lupa. Kalau mereka mau meneruskan pendidikan ke tingkat SMA/SMK, mereka harus ikut tes inklusi lagi," jelasnya.
Ia membeberkan, di SMPN 226 sendiri, peserta UN berjumlah 307 siswa. Mereka mengikuti ujian di SDN 04 dan 05 Lebak Bulus karena gedung sekolah sedang direnovasi.
"Siswa kami yang ikut UN terpaksa menumpang di gedung SD, karena gedung sekolah sedang direnovasi," pungkasnya.
Kepala SMPN 226, M. Suhairi menjelaskan, di sekolah ini, ada empat siswa inklusi yang ikut menjadi peserta UN. Namun tiga dari siswa tersebut tidak bisa mengikuti ujian karena permintaan dari pihak keluarganya.
"Kita punya empat siswa inklusi, tapi hanya ada satu siswa yang ikut UN," terangnya saat ditemui di ruangannya di Jalan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (22/04/2013).
Suhari menjelaskan, alasan ketiga siswa itu diminta pihak keluarganya tidak ikut UN, karena dianggap mengalami keterbatasan IQ. Karena keterbatasan itulah, ketiganya ditolerir tidak diwajibkan mengikuti ujian layaknya siswa-siswa pada umumnya.
"Jadi itu atas permintaan orang tua. Mengenai nama ketiga siswa itu saya minta tidak usah diekspos," jelasnya.
Menurutnya, siswa dengan kebutuhan khusus yang mengikuti program inklusi memang tidak diwajibkan mengikuti UN. Nilai mereka nantinya diambil dan diakumulasikan dari ujian-ujian yang dilakukan di sekolah.
"Ya, ketiga siswa inklusi yang tidak ikut UN ini bisa dinyatakan lulus. Itu ada aturannya, tapi tepatnya saya lupa. Kalau mereka mau meneruskan pendidikan ke tingkat SMA/SMK, mereka harus ikut tes inklusi lagi," jelasnya.
Ia membeberkan, di SMPN 226 sendiri, peserta UN berjumlah 307 siswa. Mereka mengikuti ujian di SDN 04 dan 05 Lebak Bulus karena gedung sekolah sedang direnovasi.
"Siswa kami yang ikut UN terpaksa menumpang di gedung SD, karena gedung sekolah sedang direnovasi," pungkasnya.
(stb)