Jokowi ajarkan nilai filsafat kepada siswa SMAN 6 & 70
A
A
A
Sindonews.com - Saat berdialog dengan pelajar SMA 6 dan SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta kepada para pelajar agar saling menggendong secara bergantian.
Mantan Wali Kota Solo yang biasa disapa Jokowi itu, membariskan tiga perwakilan SMA 6 dan tiga perwakilan SMA 70 saling membelakangi. Lalu, Jokowi meminta kepada pelajar tersebut untuk saling menggendong secara bergantian maju dan mundur.
Saat selesai memberi permainan kepada para pelajar, Jokowi menjelaskan, permainan saling menggendong dimaknai sebagai rasa senasib, sebangsa dan setanah air. Jokowi meminta kepada pelajar SMA 6 dan SMA 70, dan semua pelajar di Jakarta agar saling membantu dan meminta tidak terjadi tawuran antar pelajar.
"Kenapa saya saling gendong, itu artinya sesama kita itu senasib, mempunyai rasa kebangsaan yang sama, tanah air yang sama. Semua yang hadir disini SMA 6, 70 dan semua siswa yang diluar agar saling membantu, udah gak boleh tawuran. Itu tawuran tradisi apa, tradisi taun kapan, itu tradisi gak bener," ujar Jokowi, di GOR Bulungan, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Selain itu, Jokowi meminta kepada semua pelajar agar tidak melakukan kegiatan coret-coret tembok pasca UN. Dia menegaskan, jika ada pelajar mencoret tembok akan dikenakan pidana.
"Saya minta gak usah coret-coret tembok. Itu harus tau ada pidananya loh, ada undang-undangnya," ajaknya.
Dia menambahkan, lebih baik baju sekolah yang sudah tidak terpakai lagi karena pelajar sudah tamat sekolah diminta untuk memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
"Baju nanti jangan di coret-coret. Lebih dikasih buat orang yang lebih membutuhkan. Masih banyak itu orang yang butuh baju. Sumbangkan," imbuhnya.
Seperti diberitakan, Dinas Pendidikan DKI mengundang dua pelajar berbeda yakni pelajar SMA 6 dan pelajar SMA 70 di GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Sebelumnya, dua sekolah berbeda tersebut sering diwarnai tawuran siswanya.
Mantan Wali Kota Solo yang biasa disapa Jokowi itu, membariskan tiga perwakilan SMA 6 dan tiga perwakilan SMA 70 saling membelakangi. Lalu, Jokowi meminta kepada pelajar tersebut untuk saling menggendong secara bergantian maju dan mundur.
Saat selesai memberi permainan kepada para pelajar, Jokowi menjelaskan, permainan saling menggendong dimaknai sebagai rasa senasib, sebangsa dan setanah air. Jokowi meminta kepada pelajar SMA 6 dan SMA 70, dan semua pelajar di Jakarta agar saling membantu dan meminta tidak terjadi tawuran antar pelajar.
"Kenapa saya saling gendong, itu artinya sesama kita itu senasib, mempunyai rasa kebangsaan yang sama, tanah air yang sama. Semua yang hadir disini SMA 6, 70 dan semua siswa yang diluar agar saling membantu, udah gak boleh tawuran. Itu tawuran tradisi apa, tradisi taun kapan, itu tradisi gak bener," ujar Jokowi, di GOR Bulungan, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Selain itu, Jokowi meminta kepada semua pelajar agar tidak melakukan kegiatan coret-coret tembok pasca UN. Dia menegaskan, jika ada pelajar mencoret tembok akan dikenakan pidana.
"Saya minta gak usah coret-coret tembok. Itu harus tau ada pidananya loh, ada undang-undangnya," ajaknya.
Dia menambahkan, lebih baik baju sekolah yang sudah tidak terpakai lagi karena pelajar sudah tamat sekolah diminta untuk memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
"Baju nanti jangan di coret-coret. Lebih dikasih buat orang yang lebih membutuhkan. Masih banyak itu orang yang butuh baju. Sumbangkan," imbuhnya.
Seperti diberitakan, Dinas Pendidikan DKI mengundang dua pelajar berbeda yakni pelajar SMA 6 dan pelajar SMA 70 di GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Sebelumnya, dua sekolah berbeda tersebut sering diwarnai tawuran siswanya.
(stb)