Ambil alih kota tua, Jokowi sudah izin Presiden
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pihaknya sudah meminta izin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambil alih kepemilikan kota tua di Jakarta Barat.
Dia mengatakan, kota tua di Jakarta saat ini hak kepemilikannya berada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Maka itu, dia menilai, izin ke Presiden itu penting sebagai garis koordinasi yang baik.
"Saya udah minta izin ke Presiden untuk semua kami minta. Karena pemilik banyak, mulai dari BUMN, swasta dan lain-lain," kata Jokowi, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).
Mantan Wali Kota Solo itu menambahkan, kota tua diberbagai negara seperti di Jakarta, Istambul, Turki selalu memiliki daya tarik. Sehingga, dirinya menganggap, kota tua yang ada di Jakarta diibaratkan seperti intan bukan emas. "Kota tua di Jakarta, di Turki dan Istanbul jadi daya tarik. Kota tua Jakarta itu bukan emas, tapi intan," kata dia.
Dia mengatakan, di kota Li Jiang, Cina, kota tua di sana mampu menarik jutaan pengunjung dalam waktu dua minggu. Bukan itu saja, di Khazan, Rusia, negara tersebut menghabiskan anggaran RP3,5 triliun untuk merehabilitasi bangunan tua yang kemudian mendapat pemasukan kas dari wisata kota tua.
"Terus saya datang ke Khazan Rusia, mereka anggarkan Rp3,5 triliun hanya untuk rehab bangunan tua di kotanya dan jadi income," imbuhnya.
Seperti diberitakan, bangunan kota tua merupakan tempat wisata alternatif bagi warga Jakarta. Namun, sampai saat ini hak kepemilikan bangunan kota tua belum sepenuhnya dimiliki Pemprov DKI untuk dikelola sendiri.
Dia mengatakan, kota tua di Jakarta saat ini hak kepemilikannya berada di tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Maka itu, dia menilai, izin ke Presiden itu penting sebagai garis koordinasi yang baik.
"Saya udah minta izin ke Presiden untuk semua kami minta. Karena pemilik banyak, mulai dari BUMN, swasta dan lain-lain," kata Jokowi, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).
Mantan Wali Kota Solo itu menambahkan, kota tua diberbagai negara seperti di Jakarta, Istambul, Turki selalu memiliki daya tarik. Sehingga, dirinya menganggap, kota tua yang ada di Jakarta diibaratkan seperti intan bukan emas. "Kota tua di Jakarta, di Turki dan Istanbul jadi daya tarik. Kota tua Jakarta itu bukan emas, tapi intan," kata dia.
Dia mengatakan, di kota Li Jiang, Cina, kota tua di sana mampu menarik jutaan pengunjung dalam waktu dua minggu. Bukan itu saja, di Khazan, Rusia, negara tersebut menghabiskan anggaran RP3,5 triliun untuk merehabilitasi bangunan tua yang kemudian mendapat pemasukan kas dari wisata kota tua.
"Terus saya datang ke Khazan Rusia, mereka anggarkan Rp3,5 triliun hanya untuk rehab bangunan tua di kotanya dan jadi income," imbuhnya.
Seperti diberitakan, bangunan kota tua merupakan tempat wisata alternatif bagi warga Jakarta. Namun, sampai saat ini hak kepemilikan bangunan kota tua belum sepenuhnya dimiliki Pemprov DKI untuk dikelola sendiri.
(mhd)