Polres Jaktim cuekin korban perkosaan teman Facebook

Sabtu, 06 April 2013 - 18:32 WIB
Polres Jaktim cuekin...
Polres Jaktim cuekin korban perkosaan teman Facebook
A A A
Sindonews.com - Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur dinilai tak mencuekin korban pemerkosaan teman Facebook di Jakarta. Kendati menerima laporan korban, tetapi hingga kini polisi tak ada tindakan. Bahkan terkesan mempetieskan kasus itu.

"Saya berharap, IM dan teman-temannya itu bisa dihukum berat. Tapi sampai saat ini kenapa polisi masih belum bertindak menangkap pelaku. Padahal ibu saya sudah melaporkan kejadian ini dari sebulan yang lalu," ujar korban kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (6/4/2013).

Diceritakan korban, kasus yang menimpanya bermula dari perkenalannya dengan IM, seorang remaja di Facebook, pada Februari 2013. Mereka pun saling tukar nomor handphone, dan telpon-telponan. Perkenalan IM dengan korban berlanjut ke kehidupan nyata, dan makin serius hingga mereka memutuskan untuk bertemu.

Pada Awal Maret 2013, pelaku janjian dengan korban. Mereka bertemu di rumah kontrakan IM, di Batu Ampar, Keramat Jati, Jakarta Timur. Pertemuan pertama korban dengan pelaku sudah tidak mengenakkan. Kendati baru bertemu, pelaku sudah berani memegang tubuh korban.

Kemudian, korban diajak pelaku ke tempat tongkrongannya yang berada tak jauh dari kontrakan. Di sana, korban dikenalkan kepada teman-teman pelaku yang berjumlah puluhan.

"Di tongkrongan itu, saya mulai diperlakukan tidak senonoh. Pelaku dan 10 temannya memaksa saya menenggak minuman keras dan menghisap rokok. Saya tidak ingat, karena setengah sadar," ujar korban kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (6/4/2013).

Setelah itu, pelaku mengajak korban kembali ke rumah kontrakannya dengan sepeda motor. Setiba di rumah kontrakan itu, korban sudah tak sadarkan diri. Tiba-tiba dia terbangun esok harinya, dan merasakan sakit di bagian kelaminnya ketika berjalan ke kamar mandi.

"Kelamin saya sakit dan ngilu pas mau jalan cuci muka ke kamar mandi. Dari arah belakang, ada salah satu teman IM berkata jika saya habis 'dipakai' ramai-ramai semalam. Mendengar itu, saya langsung menangis," terangnya.

Kemudian, korban meminta diantarkan pulang ke rumah. Namun pelaku menahannya tinggal di rumah kontrakan. "Pada hari kedua, saya kembali dipaksa melayani nafsu bejat IM dan teman-temannya. Awalnya, saya sempat berontak, tapi kalah kuat dan kehabisan tenaga," pilunya.

Hari ketiga, korban merasa gelisah. Keinginannya keluar dari jeratan para pelaku kian tak terbendung. Meskipun dia bingung bagaimana menjelaskan kejadian ini kepada ibunya di rumah.

"Pada hari itu, saya kebetulan bertemu sama seorang teman di dekat kontrakan pelaku. Teman saya bilang kalau ibu saya telah mencari-cari saya selama ini. Akhirnya saya dizinkan pulang, karena pelaku merasa tidak enak saya dicari-cari sama ibu saya," paparnya.

Setibanya di rumah, korban menceritakan apa yang dialaminya. Ibunya terkejut mendengar kejadian yang menimpa gadisnya tersebut. Tanpa pikir panjang, keluarga korban langsung melaporkan perbuatan bejat para pelaku ke Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur pada 6 Maret 2013.

Namun sayang, polisi tidak langsung merspon laporan tersebut. Bahkan hingga kini, korban masih belum dapat kepastian bagaimana pelaku, apakah sudah ditangkap atau belum.

"Kasusnya sudah saya laporkan sejak sebulan lalu, tapi polisi belum juga bergerak menangkap orang-orang itu," tukas korban.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2779 seconds (0.1#10.140)