Diteror, M korban asusila Wakepsek cabul ketakutan
A
A
A
Sindonews.com - Setelah melaporkan tindakan asusila yang diduga dilakukan mantan Wakepsek T, M (15) siswi SMAN 22, kerap mendapatkan teror dan intimidasi, dari segelintir orang pendukung terlapor hingga mengalami ketakutan. Hal tersebut dibeberkan salah satu Kuasa Hukum M, Bambang Sri Pujo Sukarno di Mapolda Metro Jaya, Senin (01/03/2013).
Menurutnya, pasca melaporkan tindakan gurunya tersebut korban kerap mendapat ancaman dan teror di akun twitternya. Di dalam dunia maya itu, korban dikecam dengan penghinaan yang diduga dilakukan pendukung terlapor.
"Klien kami sering diintimidasi dan diancam di akun twitternya. Ancaman itu berupa penghinaan dan teror," terangnya, Senin (1/4/2013).
Atas dasar itu, kata Bambang, penyidik Polda Metro Jaya berencana akan menjemput korban di kediamannya. Mengingat, kondisi psikologis korban menjadi terganggu dan ketakutan.
"Penyidik ada rencana menjemput korban. Karena setelah mendapat intimidasi tersebut, psikologis klien kami jadi down," jelasnya.
Bambang menambahkan, selain kliennya, sejauh ini diketahui sudah ada lebih dari dua orang yang diduga menjadi korban pelecehan seksual Wakepsek T. Namun, banyak dari korban yang tidak bisa memberikan kesaksian dengan berbagai alasan.
"Korban pelecehan T diindikasikan ada puluhan orang. Tapi ada yang tidak bisa memberikan keterangan karena sudah menikah, berpacaran dan rekan guru di SMAN 22 dan masih mengajar," tukasnya.
Keterangan ini, kata Bambang, terungkap berdasarkan laporan dari pihak guru BP sekolah setempat.
"Jadi ada korban yang melapor ke guru BP dan kepada kami," tutupnya.
Menurutnya, pasca melaporkan tindakan gurunya tersebut korban kerap mendapat ancaman dan teror di akun twitternya. Di dalam dunia maya itu, korban dikecam dengan penghinaan yang diduga dilakukan pendukung terlapor.
"Klien kami sering diintimidasi dan diancam di akun twitternya. Ancaman itu berupa penghinaan dan teror," terangnya, Senin (1/4/2013).
Atas dasar itu, kata Bambang, penyidik Polda Metro Jaya berencana akan menjemput korban di kediamannya. Mengingat, kondisi psikologis korban menjadi terganggu dan ketakutan.
"Penyidik ada rencana menjemput korban. Karena setelah mendapat intimidasi tersebut, psikologis klien kami jadi down," jelasnya.
Bambang menambahkan, selain kliennya, sejauh ini diketahui sudah ada lebih dari dua orang yang diduga menjadi korban pelecehan seksual Wakepsek T. Namun, banyak dari korban yang tidak bisa memberikan kesaksian dengan berbagai alasan.
"Korban pelecehan T diindikasikan ada puluhan orang. Tapi ada yang tidak bisa memberikan keterangan karena sudah menikah, berpacaran dan rekan guru di SMAN 22 dan masih mengajar," tukasnya.
Keterangan ini, kata Bambang, terungkap berdasarkan laporan dari pihak guru BP sekolah setempat.
"Jadi ada korban yang melapor ke guru BP dan kepada kami," tutupnya.
(stb)