Drama penyaliban Yesus di Katedral diwarnai isak tangis
A
A
A
Sindonews.com - Umat Katolik Katedral yang mengikuti Tablo atau drama kisah sengsara dan penyaliban Yesus banyak yang meneteskan air mata, saat drama memasuki babak penyaliban Yesus.
Umat yang dengan syahdu mengikuti drama ini, tenggelam dalam kisah penyaliban Yesus 2000 tahun lalu, yang menjadi kisah penebusan orang, Kristiani dan umat manusia.
Menurut Shelly Silvia, salah satu jemaat Katedral, drama ini sangat menyentuh realitas harian setiap manusia, yang diperlakukan tidak adil.
"Saya sempat nangis, pas Yesus dipukul sambil pikul salib. Ini drama yang menyentuh, khususnya bagi keadilan, karena temanya mungkin itu," ujar Silvia kepada Sindonews, di Jakarta, Jumat (29/3/2013).
Dia berharap, dengan drama ini umat yang ada, termasuk dirinya, dapat mengubah perilaku atau perbuatan yang terkadang menyakiti orang lain, karena itulah pesan cinta Yesus Kristus.
"Ini jadi momen perubahan bagi saya pribadi dan umat agar tidak lagi berbuat menyakiti orang lain," katanya.
Ibadah jalan salib ini, ditutup dengan doa dan berkat penutup dari pastor sebelum umat mulai meninggalkan gereja.
Umat yang dengan syahdu mengikuti drama ini, tenggelam dalam kisah penyaliban Yesus 2000 tahun lalu, yang menjadi kisah penebusan orang, Kristiani dan umat manusia.
Menurut Shelly Silvia, salah satu jemaat Katedral, drama ini sangat menyentuh realitas harian setiap manusia, yang diperlakukan tidak adil.
"Saya sempat nangis, pas Yesus dipukul sambil pikul salib. Ini drama yang menyentuh, khususnya bagi keadilan, karena temanya mungkin itu," ujar Silvia kepada Sindonews, di Jakarta, Jumat (29/3/2013).
Dia berharap, dengan drama ini umat yang ada, termasuk dirinya, dapat mengubah perilaku atau perbuatan yang terkadang menyakiti orang lain, karena itulah pesan cinta Yesus Kristus.
"Ini jadi momen perubahan bagi saya pribadi dan umat agar tidak lagi berbuat menyakiti orang lain," katanya.
Ibadah jalan salib ini, ditutup dengan doa dan berkat penutup dari pastor sebelum umat mulai meninggalkan gereja.
(san)