BNN : Komunikasi, bisa mencegah penyelahgunaan narkoba

Jum'at, 24 Mei 2013 - 08:32 WIB
BNN : Komunikasi, bisa...
BNN : Komunikasi, bisa mencegah penyelahgunaan narkoba
A A A
Sindonews.com – Mencegah penyalahgunaan narkoba dimulai dari lingkungan keluarga. Hal itu yang diungkapkan Paulina G. Padmohoedojo salah satu Tim Asistensi Badan Narkotika Nasional (BNN).

Menurutnya, orang tua tidak bisa rasa ingin tahu yang tinggi terhadap anak-anaknya di rumah. Namun, orang tua harus mampu memberikan pengertian dan pemahaman mengenai keingintahuan anak tersebut.

“Salah satunya adalah dengan memberitahukan bahaya penyalahgunaan narkoba,” katanya, Jumat (24/5/2013).

Ia mengaku, mencegah anak menyalahggunakan narkoba juga bisa disiasati dengan cara memberikan kasih sayang. Kasih sayang keluarga yang sehat dan bahagia, merupakan benteng yang kokoh untuk mengatasi segala ancaman, termasuk didalamnya ancaman narkoba.

“Anak-anak dibawah umur 15 tahun beresiko tinggi, untuk mulai menggunakan narkoba. Karena itu diperlukan keterampilan menolak narkoba, yang seharusnya dapat diajarkan sebelum anak berusia 9 tahun atau selambat-lambatnya pada usia 12 tahun,” ungkapnya.

Pengenalan bahaya penyalahgunaan narkoba, lanjutnya, harus dilakukan sejak dini. Kata Paulina, tugas orangtua ada 5 M (Mengasuh, Mendidik, Mengelola, Membimbing dan Menjaga anak).

“Penyebab penyalahgunaan narkoba adalah tersedianya narkoba, salah bergaul, salah pola asuh, kepribadian anak lemah. Peran orangtua untuk mencegah anak menyalahgunakan narkoba, peningkatan harga diri anak dengan jangan membandingkan anak yang satu dengan yang lain, jangan mengkritik, menghina, mengejek dan mempersalahkan anak, lebih baik berfokus pada kelebihan anak dan jangan mencoba untuk memiliki anak yang sempurna,” paparnya.

Paulina mengatakan, orangtua sebagai teladan (role model) merupakan contoh teladan lebih efektif daripada kata-kata. Kasih sayang, rasa aman dan perhatian sangat diperlukan.

“Disipliln sangat penting dalam kehidupan anak, perlu ada aturan dan pedoman dalam keluarga, kesepakatan dari kedua orangtua dalam penanaman disiplin diperlukan, dalam penanaman disiplin berfokus pada masalahnya bukan anaknya, hukuman fisik mempunyai efek mengundang pembalasan, rasa sakit hati dan benci,” ungkapnya.

Komunikasi dalam keluarga, tambahnya, mempunyai peran yang cukup menentukan pada kesejahteraan dan keharmonisan keluarga. Memperhatikan dan mendengarkan pendapat anak sangat penting dalam komunikasi.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6789 seconds (0.1#10.140)