Lemahnya protection diduga penyebab kebocoran data parpol
A
A
A
Sindonews.com – Lemahnya protection diduga penyebab terjadinya kebocoran data partai Politik. Kebocoran tersebut mengakibatkan proses pemilukada tidak akan berjalan dengan baik. Karena, akan ditemukan kecurangan-kecurangan dalam proses berdemokrasi. Hal itu diungkapkan pengamat cyberlaw Endah Dewi Nawangsasi.
Menurutnya, parpol harus waspada terhadap kebocoran data internal. Kebocoran kerap dilakukan oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Kebocoran terjadi akibat lemahnya data protection sehingga menjadi hal fatal.
"Ini menjadi fatal bagi sebuah lembaga negara ataupun parpol," kata Endah Dewi Nawangsasi, Kamis (07/03/2013).
Endah menuturkan, dalam pesta demokrasi kampanye mulai marak di dunia maya. Mulai dari pilkada, pemilihan legislatif ataupun pemilihan presiden. Para bakal calon akan melakukan kampanye dengan media internet.
"Kalau data internal partai bobol maka akan dengan mudah lawan politik menjatuhkannya, untuk itu parpol harus menjaga data internal secara ketat," ujarnya.
Selama ini, kata Endah, orang umumnya lengah atau cuek terhadap data. Padahal data itu sangat penting dan berbahaya jika orang lain mendapatkannya yang digunakan sebagai kegiatan negatif. Keamanan terhadap data menjadi hal yang krusial khususnya di era globalisasi ini.
"Karena kekuatan sebuah negara pada era globalisasi dapat ditentukan dari kekuatan ekonomi, Tentara Nasionalnya dan kekuatan proteksi bagi data privasi sebuah negara," tukas Endah.
Dikatakannya, lepasnya data rahasia lembaga negara sprindik dalam ranah cyberlaw bisa melahirkan berbagai dugaan. Bisa diduga akibat kecerobohan staf, atau dapat juga memang secara teknis terjadi kebocoran data.
Karena bocornya data bisa saja dengan mudah terjadi. Misalnya data yang tersimpan dalam handphone atau tablet kemudian dengan bantuan Bluetooth data tersebut dapat dengan mudah berpindah atau ketarik oleh telepon genggam pengguna yang lain.
"Atau secara politis memang dilakukan oleh oknum yang berkepentingan yang kemudian (sengaja) melakukan aksi hacking-nya dengan mencuri data dari komputer yang menyimpan sprindik tersebut," jelasnya.
Menurutnya, parpol harus waspada terhadap kebocoran data internal. Kebocoran kerap dilakukan oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Kebocoran terjadi akibat lemahnya data protection sehingga menjadi hal fatal.
"Ini menjadi fatal bagi sebuah lembaga negara ataupun parpol," kata Endah Dewi Nawangsasi, Kamis (07/03/2013).
Endah menuturkan, dalam pesta demokrasi kampanye mulai marak di dunia maya. Mulai dari pilkada, pemilihan legislatif ataupun pemilihan presiden. Para bakal calon akan melakukan kampanye dengan media internet.
"Kalau data internal partai bobol maka akan dengan mudah lawan politik menjatuhkannya, untuk itu parpol harus menjaga data internal secara ketat," ujarnya.
Selama ini, kata Endah, orang umumnya lengah atau cuek terhadap data. Padahal data itu sangat penting dan berbahaya jika orang lain mendapatkannya yang digunakan sebagai kegiatan negatif. Keamanan terhadap data menjadi hal yang krusial khususnya di era globalisasi ini.
"Karena kekuatan sebuah negara pada era globalisasi dapat ditentukan dari kekuatan ekonomi, Tentara Nasionalnya dan kekuatan proteksi bagi data privasi sebuah negara," tukas Endah.
Dikatakannya, lepasnya data rahasia lembaga negara sprindik dalam ranah cyberlaw bisa melahirkan berbagai dugaan. Bisa diduga akibat kecerobohan staf, atau dapat juga memang secara teknis terjadi kebocoran data.
Karena bocornya data bisa saja dengan mudah terjadi. Misalnya data yang tersimpan dalam handphone atau tablet kemudian dengan bantuan Bluetooth data tersebut dapat dengan mudah berpindah atau ketarik oleh telepon genggam pengguna yang lain.
"Atau secara politis memang dilakukan oleh oknum yang berkepentingan yang kemudian (sengaja) melakukan aksi hacking-nya dengan mencuri data dari komputer yang menyimpan sprindik tersebut," jelasnya.
(stb)