Taruna Akademi Maritim, tewas akibat diplonco senior
A
A
A
Sindonews.com - Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terulang. Kali ini terjadi di sekolah Akademi Maritim Dajadjat (AMD), Cilincing, Jakarta Utara. Mahasiswa atau taruna senior, diduga menganiaya juniornya hingga tewas saat acara penerimaan taruna di sekolahnya.
Junior yang tewas akibat penganiayaan itu bernama David Ricard Djumaati, taruna tingkat 1 AMD. Selain korban, dua taruna junior, Derry Herdiansyah dan Glen Claudio Watanseng juga menjadi korban kekerasan seniornya.
Direktur Akademi Maritim Djadajat (AMD) H.M Thamrin mengatakan, tindak kekerasan yang terjadi dilingkungan akademinya masih misteri. Pengakuan dari para senior yang diduga sebagai pelaku masih simpang siur.
"Kasus ini masih belum jelas, dari tiga taruna junior yang jadi korban penganiayaan, semuanya mengaku dilakukan senior yang berbeda," katanya di sekolah AMD, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (06/03/2013).
Menurut Thamrin, pihaknya sudah mengantongi empat nama senior yang diduga melakukan penganiayaan kepada junior. Nama keempat pelaku itu muncul, setelah pihaknya melakukan penyelidikan internal.
"Saya bersama Perwira pengawas, Pembantu Direktur 1, 2, 3 dan yayasan sudah memeriksa taruna senior tingkat II berinisial OS, JA, CAP dan FA, yang mengaku melakukan pemukulan terhadap korban," ungkapnya.
Ia menjelaskan, sebelum meninggal, taruna junior tingkat 1 bernama David Richard Djumaati meminta izin berobat ke kampung halamannya. Namun beberapa hari kemudian, korban di kabarkan tewas dalam perawatan di rumah sakit di Manado.
"Laporannya, David berobat tgl 25 januari. Saya yang memberikan surat berobat itu agar akademik bisa mengetahui perkembangan kesehatannya," tukasnya.
Junior yang tewas akibat penganiayaan itu bernama David Ricard Djumaati, taruna tingkat 1 AMD. Selain korban, dua taruna junior, Derry Herdiansyah dan Glen Claudio Watanseng juga menjadi korban kekerasan seniornya.
Direktur Akademi Maritim Djadajat (AMD) H.M Thamrin mengatakan, tindak kekerasan yang terjadi dilingkungan akademinya masih misteri. Pengakuan dari para senior yang diduga sebagai pelaku masih simpang siur.
"Kasus ini masih belum jelas, dari tiga taruna junior yang jadi korban penganiayaan, semuanya mengaku dilakukan senior yang berbeda," katanya di sekolah AMD, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (06/03/2013).
Menurut Thamrin, pihaknya sudah mengantongi empat nama senior yang diduga melakukan penganiayaan kepada junior. Nama keempat pelaku itu muncul, setelah pihaknya melakukan penyelidikan internal.
"Saya bersama Perwira pengawas, Pembantu Direktur 1, 2, 3 dan yayasan sudah memeriksa taruna senior tingkat II berinisial OS, JA, CAP dan FA, yang mengaku melakukan pemukulan terhadap korban," ungkapnya.
Ia menjelaskan, sebelum meninggal, taruna junior tingkat 1 bernama David Richard Djumaati meminta izin berobat ke kampung halamannya. Namun beberapa hari kemudian, korban di kabarkan tewas dalam perawatan di rumah sakit di Manado.
"Laporannya, David berobat tgl 25 januari. Saya yang memberikan surat berobat itu agar akademik bisa mengetahui perkembangan kesehatannya," tukasnya.
(stb)