30 rumah semi permanen di Tanah Tinggi ludes terbakar
A
A
A
Sindonews.com - Sorak sorai dan tepuk tangan Warga Tanah Tinggi I, RT 13, terdengar riuh ketika hujan mulai turun di kawasan tersebut. Pasalnya hampir satu jam warga yang saling bahu membahu ini berusaha memadamkan api membakar perumahan semi permanen di kawasan tersebut.
Rohayat (38), warga setempat mengatakan, kejadian berawal ketika dirinya sedang istirahat dari tempatnya bekerja di sebuah bengkel. Tiba-tiba terdengar suara teriakan warga. Selanjut Rohayat langsung mendekat, ternyata api sudah membesar.
Beruntung api belum sampai ke kontrakannya. Tanpa pikir panjang, Rohayat langsung menyelamatkan barang-barang berharga miliknya seperti televisi dan pakaian, serta surat-surat kependudukan.
Tidak hanya itu, Rohayat juga langsung mengambil ember untuk memadamkan api. Karena cuaca yang begitu terik dan angin yang terus berhembus, api pun sulit dipadamkan. Hingga akhirnya turun hujan, dan tak lama kemudian api pun padam.
"Tadinya saya sudah mulai kesal, karena petugas DPK tidak juga berhasil memadamkan api, tapi ketika hujan turun, semangat mucul lagi," tuturnya saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (4/3/2013).
Kasudin Damkar dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Madanih mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya kebakaran sekitar 14.30 WIB. Setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung meluncur ke tempat kejadian dan mengerahkan sebanyak 27 mobil pemadam.
Dikatakan Madanih, jumlah rumah semi permanen yang hangus terbakar sekitar 30 rumah. Pihaknya kesulitan memadamkan api lantaran banyak warga yang berebut untuk memadamkan rumahnya dan petugas kesulitan menemukan sumber air.
"Tidak ada korban jiwa maupun luka pada peristiwa tersebut. Untuk kerugian diperkirakan mencapai Rp300 juta," ungkapnya.
Lebih lanjut, Madanih mengatakan, memang seharusnya ada pihak kelurahan yang memberikan pengarahan kepada warga agar tugas dari pemadam tidak bertambah. Dirinya menjelaskan, memang dalam keadaan seperti itu merupakan hal yang wajar jika warga panik. Namun jika sudah mendapat pengarahan tentunya maksud dari warga ataupun korban tidak sia-sia.
"Jika warga yang rumahnya terbakar bisa dikendalikan, maka akan lebih mudah serta cepat proses pemadamannya," tutur Madani di lokasi kejadian.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan, untuk korban kebakaran tidak perlu khawatir terkait pengurusan surat-surat kependudukan, pihaknya akan menggelar layanan malam hari untuk warga yang menjadi korban kebakaran. Dalam kegiatan ini akan ada layanan pengurusan KTP, kartu keluarga, akta lahir dan surat-surat lainnya.
"Selain akan membuat dapur umum, tentunya kita akan mengakomodir kepentingan warga yang dokumen kependudukannya terbakar,"
tuturnya.
Rohayat (38), warga setempat mengatakan, kejadian berawal ketika dirinya sedang istirahat dari tempatnya bekerja di sebuah bengkel. Tiba-tiba terdengar suara teriakan warga. Selanjut Rohayat langsung mendekat, ternyata api sudah membesar.
Beruntung api belum sampai ke kontrakannya. Tanpa pikir panjang, Rohayat langsung menyelamatkan barang-barang berharga miliknya seperti televisi dan pakaian, serta surat-surat kependudukan.
Tidak hanya itu, Rohayat juga langsung mengambil ember untuk memadamkan api. Karena cuaca yang begitu terik dan angin yang terus berhembus, api pun sulit dipadamkan. Hingga akhirnya turun hujan, dan tak lama kemudian api pun padam.
"Tadinya saya sudah mulai kesal, karena petugas DPK tidak juga berhasil memadamkan api, tapi ketika hujan turun, semangat mucul lagi," tuturnya saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (4/3/2013).
Kasudin Damkar dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Madanih mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya kebakaran sekitar 14.30 WIB. Setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung meluncur ke tempat kejadian dan mengerahkan sebanyak 27 mobil pemadam.
Dikatakan Madanih, jumlah rumah semi permanen yang hangus terbakar sekitar 30 rumah. Pihaknya kesulitan memadamkan api lantaran banyak warga yang berebut untuk memadamkan rumahnya dan petugas kesulitan menemukan sumber air.
"Tidak ada korban jiwa maupun luka pada peristiwa tersebut. Untuk kerugian diperkirakan mencapai Rp300 juta," ungkapnya.
Lebih lanjut, Madanih mengatakan, memang seharusnya ada pihak kelurahan yang memberikan pengarahan kepada warga agar tugas dari pemadam tidak bertambah. Dirinya menjelaskan, memang dalam keadaan seperti itu merupakan hal yang wajar jika warga panik. Namun jika sudah mendapat pengarahan tentunya maksud dari warga ataupun korban tidak sia-sia.
"Jika warga yang rumahnya terbakar bisa dikendalikan, maka akan lebih mudah serta cepat proses pemadamannya," tutur Madani di lokasi kejadian.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan, untuk korban kebakaran tidak perlu khawatir terkait pengurusan surat-surat kependudukan, pihaknya akan menggelar layanan malam hari untuk warga yang menjadi korban kebakaran. Dalam kegiatan ini akan ada layanan pengurusan KTP, kartu keluarga, akta lahir dan surat-surat lainnya.
"Selain akan membuat dapur umum, tentunya kita akan mengakomodir kepentingan warga yang dokumen kependudukannya terbakar,"
tuturnya.
(san)