Pengamat politik UI nilai, korupsi senjata ampuh berpolitik
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar'iyam menilai, kekisruhan yang terjadi di dalam Partai Demokrat merupakan konflik internal. Ia mengkritik, kader Partai Demokrat tidak bisa tunduk dan patuh pada konstitusi partainya.
"Di dalam partainya sendiri saja tidak bisa tunduk taat patuh pada konstitusi partainya," jelasnya dalam acara Pendidikan Pemilih Pemula Center for Election and Political Party (CEPP), Depok, UI, Minggu (03/03/2013).
Menurutnya, korupsi kini menjadi instrumen untuk menghancurkan lawan politik. Karena itu, ia meminta agar posisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus jelas.
"Bagi saya ada yang dikoruptorkan dan koruptor sejati. Korupsi jadi instrumen hancurkan lawan politik, baik di dalam parpol maupun diluar parpol. Sekarang bagaimana posisi KPK di dalam proses penegakan hukum, dan pelaksanaan untuk pemberantasan korupsi. Selama ini tak ada corruption prevention," jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini.
Chusnul bahkan mencontohkan, seperti kasus Partai Demokrat dimana kader yang berbeda faksi, korupsi menjadi senjata ampuh untuk menghancurkan lawan politik.
"Malah jadi instrumen hancurkan lawan politik, Demokrat juga dimasukkan, kalau yang faksinya enggak," tukasnya.
Saat ini, kata dia, bagaimana bisa membangun parpol. Sebab semua parpol mempunyai masalah dengan political partai finance.
"Akar permasalahannya, politik biaya tinggi, darimana duitnya, isu money politic harus dibereskan, bangun kampanye cerdas, jadi tidak mahal," tandasnya.
"Di dalam partainya sendiri saja tidak bisa tunduk taat patuh pada konstitusi partainya," jelasnya dalam acara Pendidikan Pemilih Pemula Center for Election and Political Party (CEPP), Depok, UI, Minggu (03/03/2013).
Menurutnya, korupsi kini menjadi instrumen untuk menghancurkan lawan politik. Karena itu, ia meminta agar posisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus jelas.
"Bagi saya ada yang dikoruptorkan dan koruptor sejati. Korupsi jadi instrumen hancurkan lawan politik, baik di dalam parpol maupun diluar parpol. Sekarang bagaimana posisi KPK di dalam proses penegakan hukum, dan pelaksanaan untuk pemberantasan korupsi. Selama ini tak ada corruption prevention," jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini.
Chusnul bahkan mencontohkan, seperti kasus Partai Demokrat dimana kader yang berbeda faksi, korupsi menjadi senjata ampuh untuk menghancurkan lawan politik.
"Malah jadi instrumen hancurkan lawan politik, Demokrat juga dimasukkan, kalau yang faksinya enggak," tukasnya.
Saat ini, kata dia, bagaimana bisa membangun parpol. Sebab semua parpol mempunyai masalah dengan political partai finance.
"Akar permasalahannya, politik biaya tinggi, darimana duitnya, isu money politic harus dibereskan, bangun kampanye cerdas, jadi tidak mahal," tandasnya.
(stb)