Perang elit Demokrat ganggu kader di daerah

Selasa, 26 Februari 2013 - 04:02 WIB
Perang elit Demokrat...
Perang elit Demokrat ganggu kader di daerah
A A A
Sindonews.com - Perseteruan antara faksi-faksi Partai Demokrat di media secara terbuka, terkait mundurnya Ketua Umum Anas Urbaningrum pascapenetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dikritik oleh para kader Partai Demokrat di daerah. Salah satunya di Depok, Jawa Barat.

"Adanya perseteruan di elit kami membuat kader-kader Demokrat di Kota dan Kabupaten menjadi terganggu, bikin susah. Kami-kami ini menjadi pusat pertanyaan para kader tentang terjadinya kisruh itu," kata Ketua DPC Partai Demokrat Kota Depok, Agung Witjaksono di gedung DPRD Kota Depok, Senin (25/02/2013).

Menurut Agung, salah satu contoh perseteruan elit Demokrat itu antara Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul dengan Ketua Divisi Informasi Publik DPP Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika. Perseturuan itu disiarkan langsung oleh televisi nasional dan ditonton jutaan masyarakat.

"Elit Demokrat tidak dewasa. Mereka ini kan pemain nasional. Mereka ini tidak ada penguasaan pembicaraan, padahal ditonton banyak orang," jelasnya.

Ketidakdewasaan elit Demokrat itu karena mereka tidak berasal dari bawah atau dari tingkat Kota dan Kabupaten, namun langsung duduk di DPR RI.

Akibatnya mereka tidak memiliki kepekaan tinggi kepada masyarakat, sehingga mereka berbicara seenaknya di layar televisi. Hal ini pun akan berdampak terhadap perolehan suara di 2014.

Agung menyatakan, bahwa ia tidak akan mundur dari Demokrat menanggapi banyaknya kader Demokrat yang keluar setelah Anas mundur.

"Kami ke fatsun partai, jadi tidak akan mundur. Saya mengimbau agar kader-kader yang lain tidak mundur. Loyal itu ke partai, bukan ke Anas," ujarnya.

Ia meyakini, waktu untuk pemulihan atau recovery bagi Partai Demokrat akan berlangsung cepat, karena dipimpin oleh Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga, kata dia, SBY bisa fokus dalam masa jabatannya sebagai presiden memimpin negara ini.

"Peran Pak SBY akan cepat membuat partai ini recovery, paling lama satu bulan, masih ada waktu, agar Pak SBY fokus di pemerintahan. Karena kondisinya memang sulit, beliau kan pendiri partai, dan kita kan harus pilih Ketum," tandasnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0063 seconds (0.1#10.140)