Dukcapil Grogol 'jual' bayi sejak 1992
A
A
A
Sindonews.com - Kasus jual beli bayi yang dilakukan tersangka LD, ternyata sudah berlangsung lama. Dari penyidikan polisi diketahui, sebanyak 20 lebih dokumen dari Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Grogol, Petamburan dan Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Pusat, telah dikeluarkan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, hal itu terungkap usai pemeriksaan saksi-saksi. Sedikitnya ada 20 lebih dokumen akta kelahiran yang sudah diterbitkan atas permintaan LD. Seluruh dokumen itu untuk bayi-bayi yang diduga sudah dijual oleh kelompok LD.
"Kita masih telusuri, karena dari pemeriksaan staf dukcapil berinisial J, lebih dari 20 dokumen sudah diterbitkan," katanya, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Menurutnya, pembuatan akta kelahiran tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1990-an. Untuk mendalami keterangan itu, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Imigrasi Jakarta Pusat, apakah mereka yang sudah dibuatkan akta oleh para pelaku juga dibuatkan paspor.
"Kami akan melakukan kerja sama dengan pihak imigrasi, karena tidak menutup kemungkinan penjualan bayi ke luar negeri juga sudah dilakukan lama," tuturnya.
Diduga, sindikat ini sudah beroperasi sejak tahun 1992. Awalnya, J mengaku baru satu kali mengeluarkan akta itu. Tetapi setelah dilakukan pendalaman, ternyata lebih dari itu. Meski telah mendapatkan pengakuan tersebut, pihak kepolisian belum menetapkan satupun tersangka dari pihak dukcapil.
Selain menyasar ke dukcapil, penyidik juga akan meminta keterangan dari kantor Imigrasi Jakarta Pusat. "Kita akan minta keterangan tentang paspor yang dikeluarkan dan tidak menutup kemungkinan ada yang terlibat," jelasnya.
Tersangka J dan LD yang bertugas sebagai koordinator perdagangan bayi, diketahui sudah lama bekerja sama dalam praktik jual beli bayi dengan pekerjaan masing-masing. Untuk mengetahui lebih lanjut sudah berapa banyak bayi dan dokumen yang diperjualbelikan, penyidik masih mendalaminya.
Namun, bukan tidak mungkin kalau cukup bukti akan ditingkatkan sebagai tersangka. Sementara itu, penyidik berhasil menemukan kembali bayi yang dibeli dari sindikat perdagangan ini. Petugas mengambil dari kawasan Kedoya, Jakarta Barat, pada Rabu malam.
Karena kondisinya sakit, maka polisi membawanya ke salah satu rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Sejauh ini, sudah ada empat bayi yang ditemukan. Dua dirawat oleh pengasuh yang ditunjuk polres dan dua dirawat di rumah sakit.
"Dari dokumen yang ditemukan oleh penyidik, kita temukan salah satu bayi lagi," tukasnya.
Dua bayi saat ini diasuh di Polres Metro Jakarta Barat. Sementara dua bayi lainnya dititipkan di rumah sakit karena kondisi yang membutuhkan perawatan.
Polisi juga akan melakukan penelusuran di Sudin Dukcapil terkait pengembangan kasus sindikat internasional bayi. Selain itu proses penyelidikan rencananya juga akan dilakukan kepada bagian imigrasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, hal itu terungkap usai pemeriksaan saksi-saksi. Sedikitnya ada 20 lebih dokumen akta kelahiran yang sudah diterbitkan atas permintaan LD. Seluruh dokumen itu untuk bayi-bayi yang diduga sudah dijual oleh kelompok LD.
"Kita masih telusuri, karena dari pemeriksaan staf dukcapil berinisial J, lebih dari 20 dokumen sudah diterbitkan," katanya, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Menurutnya, pembuatan akta kelahiran tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1990-an. Untuk mendalami keterangan itu, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Imigrasi Jakarta Pusat, apakah mereka yang sudah dibuatkan akta oleh para pelaku juga dibuatkan paspor.
"Kami akan melakukan kerja sama dengan pihak imigrasi, karena tidak menutup kemungkinan penjualan bayi ke luar negeri juga sudah dilakukan lama," tuturnya.
Diduga, sindikat ini sudah beroperasi sejak tahun 1992. Awalnya, J mengaku baru satu kali mengeluarkan akta itu. Tetapi setelah dilakukan pendalaman, ternyata lebih dari itu. Meski telah mendapatkan pengakuan tersebut, pihak kepolisian belum menetapkan satupun tersangka dari pihak dukcapil.
Selain menyasar ke dukcapil, penyidik juga akan meminta keterangan dari kantor Imigrasi Jakarta Pusat. "Kita akan minta keterangan tentang paspor yang dikeluarkan dan tidak menutup kemungkinan ada yang terlibat," jelasnya.
Tersangka J dan LD yang bertugas sebagai koordinator perdagangan bayi, diketahui sudah lama bekerja sama dalam praktik jual beli bayi dengan pekerjaan masing-masing. Untuk mengetahui lebih lanjut sudah berapa banyak bayi dan dokumen yang diperjualbelikan, penyidik masih mendalaminya.
Namun, bukan tidak mungkin kalau cukup bukti akan ditingkatkan sebagai tersangka. Sementara itu, penyidik berhasil menemukan kembali bayi yang dibeli dari sindikat perdagangan ini. Petugas mengambil dari kawasan Kedoya, Jakarta Barat, pada Rabu malam.
Karena kondisinya sakit, maka polisi membawanya ke salah satu rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Sejauh ini, sudah ada empat bayi yang ditemukan. Dua dirawat oleh pengasuh yang ditunjuk polres dan dua dirawat di rumah sakit.
"Dari dokumen yang ditemukan oleh penyidik, kita temukan salah satu bayi lagi," tukasnya.
Dua bayi saat ini diasuh di Polres Metro Jakarta Barat. Sementara dua bayi lainnya dititipkan di rumah sakit karena kondisi yang membutuhkan perawatan.
Polisi juga akan melakukan penelusuran di Sudin Dukcapil terkait pengembangan kasus sindikat internasional bayi. Selain itu proses penyelidikan rencananya juga akan dilakukan kepada bagian imigrasi.
(san)