Larangan keras perayaan Valentine Day menuai kontroversi
A
A
A
Sindonews.com - Larangan tegas perayaan hari kasih sayang atau valentine days, yang dilontarkan Wakil Wali Kota Depok dianggap berlebihan. Pasalnya, sebagai lembaga pemerintahan seharusnya lebih memikirkan program pengentasan kemiskinan dan pendidikan.
Bukan justru memberikan respon negatif, atas kebiasaan yang sudah menjadi budaya. Hal itu diungkapkan pengamat budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati.
"Larangan tersebut telah melanggar hak azasi manusia (HAM). Pasalnya, ada hak orang lain yang ingin merayakan," kata dia, Selasa (12/02/2013).
Terkait persepsi perayaan yang dikaitkan dengan free seks, Devie menuturkan hal itu tidak mendasar. Kontroversi ini, sambungnya, banyak digunakan kelompok tertentu saja untuk melanggar HAM.
"Saya tekankan tidak ada hubungan dengan agama, atau kelompok tertentu. Justru gunakan dan manfaat ini untuk sosialisasi yang memecahkan persoalan," imbuhnya.
Dia menekankan, pada fungsi pokok pemerintah sendiri. Yang harusnya melaksanakan apa yang menjadi program kerja.
"Pemerintah jangan mengesampingkan program yang harusnya dijalankan. Toh ini (valentine) sudah membudaya jadi jangan membuat respon negatif atas budaya yang sudah ada," tukasnya.
Sementara itu, Rika Asmawaty (17), salah satu peljar mengaku tidak setuju dengan larangan itu. Pasalnya, valentine dikenal di agama lain dan di Depok sendiri memiliki banyak penganut agama lain.
"Enggak setujunya kan enggak bisa dilarang juga sih, karena ada orang kristen juga di sini. Kalau untuk orang islam biarkan mereka pikir sendiri karena sudah tahu," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok mengimbau, agar warga Depok tidak merayakan valentine dengan alasan perayaannya sering dimaknai dengan memasrahkan diri pada pasangan masing-masing.
Dia juga mengimbau, pada orang tua agar membawa anaknya ke acara keagamaan ketimbang merayakan valentine. Larangan keras juga dilontrkan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok, Habib Idrus Al Gadhri yang menganggap perayaan hari valentine haram bagi umat muslim. Dia meminta agar Pemerintah Kota Depok mengeluarkan larangan tegas untuk tidak membiarkan para pelajar merayakan valentine.
Menurut dia, budaya tersebut haram dan simbol perayaan orang kafir. Apalagi jika dirayakan dengan seks bebas.
Bukan justru memberikan respon negatif, atas kebiasaan yang sudah menjadi budaya. Hal itu diungkapkan pengamat budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati.
"Larangan tersebut telah melanggar hak azasi manusia (HAM). Pasalnya, ada hak orang lain yang ingin merayakan," kata dia, Selasa (12/02/2013).
Terkait persepsi perayaan yang dikaitkan dengan free seks, Devie menuturkan hal itu tidak mendasar. Kontroversi ini, sambungnya, banyak digunakan kelompok tertentu saja untuk melanggar HAM.
"Saya tekankan tidak ada hubungan dengan agama, atau kelompok tertentu. Justru gunakan dan manfaat ini untuk sosialisasi yang memecahkan persoalan," imbuhnya.
Dia menekankan, pada fungsi pokok pemerintah sendiri. Yang harusnya melaksanakan apa yang menjadi program kerja.
"Pemerintah jangan mengesampingkan program yang harusnya dijalankan. Toh ini (valentine) sudah membudaya jadi jangan membuat respon negatif atas budaya yang sudah ada," tukasnya.
Sementara itu, Rika Asmawaty (17), salah satu peljar mengaku tidak setuju dengan larangan itu. Pasalnya, valentine dikenal di agama lain dan di Depok sendiri memiliki banyak penganut agama lain.
"Enggak setujunya kan enggak bisa dilarang juga sih, karena ada orang kristen juga di sini. Kalau untuk orang islam biarkan mereka pikir sendiri karena sudah tahu," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok mengimbau, agar warga Depok tidak merayakan valentine dengan alasan perayaannya sering dimaknai dengan memasrahkan diri pada pasangan masing-masing.
Dia juga mengimbau, pada orang tua agar membawa anaknya ke acara keagamaan ketimbang merayakan valentine. Larangan keras juga dilontrkan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok, Habib Idrus Al Gadhri yang menganggap perayaan hari valentine haram bagi umat muslim. Dia meminta agar Pemerintah Kota Depok mengeluarkan larangan tegas untuk tidak membiarkan para pelajar merayakan valentine.
Menurut dia, budaya tersebut haram dan simbol perayaan orang kafir. Apalagi jika dirayakan dengan seks bebas.
(stb)