Cemburu, suami gantung diri
A
A
A
Sindonews.com - Lia Oktavia (27), terbaring lemas di rumah mertuanya di Gang Taman Perahu, RT 7/8, Kelurahan Tanah Tinggi, Joharbaru, Jakarta Pusat. Perempuan berkulit putih dan berambut panjang itu, menyandarkan kepalanya ke beberapa saudara perempuannya.
Tak satupun orang bisa mengajaknya bicara. Dia terus-terusan menangis. Kantung matanya menghitam dan tatapannya kosong.
Perilaku ibu satu anak ini terjadi, setelah dirinya menemukan suaminya, Iwan (30) tewas tergantung di kontrakan sekaligus tempat usaha bengkel mereka di Jalan Tanahtinggi XII, RT 13/7, Kelurahan Tanahtinggi, Joharbaru, Jakarta Pusat.
Iwan ditemukan tergantung di tangga menuju ke lantai dua kontrakannya. Dia menggantung dirinya menggunakan tali tambang. Adit (30) salah seorang tetangga mengatakan, sebelum korban melakukan aksi buuh diri, pasangan suami istri ini rebut terlebih dahulu.
Kemudian, Lia memilih pergi dari rumah dan tidur di rumah mertuanya yang berada lima gang dari bengkel suaminya. Sebelum Lia pergi, suaminya sempat mengancam bakal bunuh diri. Tapi Lia cuek, karena ancaman itu bukan baru satu kali Ia dengar.
“Sudah seminggu ini saya sering dengar mereka berkelahi,” kata Adit, Selasa (12/2/2013).
Berdasarkan keterangan sejumlah keluarga Iwan, percekcokan Pasutri itu sudah sering terjadi sejak mereka menikah, delapan tahun lalu. Pemicunya selalu sama, Iwan cemburu dan menuduh Lia punya hubungan dengan pria lain. Padahal, Lia sudah berkali-kali mengaku, bahkan bersumpah dia tak selingkuh.
Iwan berkali-kali mencurigai Lia selingkuh, lantaran Lia bekerja di sebuah cafe di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Setiap hari, Lia bekerja mulai sore hari dan pulang pada pagi harinya.
Dia kemudian menghabiskan waktu, dengan beristirahat sampai siang hari, sementara Iwan mengelola bengkel. Dari hasil pernikahannya denga Iwan, Lia dikaruniai seorang anak perempuan, yakni Riwanda (7). Riwanda sudah duduk di kelas dua sekolah dasar (SD).
Sementara itu Iyang, kerabat Iwan menceritakan, semenjak Lia dan Iwan menikah, yang menjadi penopang ekonomi keluarga itu adalah Lia.
Namun, Iwan terus-terusan mencurigai Lia selingkuh. Pasutri itu sempat tinggal di Depok, Jawa Barat. Lia membeli tanah seharga Rp50 juta dari tabungannya bekerja di cafe sejak usia belasan tahun.
Tanah itu kemudian dibangun rumah secara mencicil. Pembangunannya sampai dua tahun, baru rumah itu mereka tempati.
“Di Depok juga mereka berkelahi terus. Setiap berkelahi Iwan memang selalu mengancam akan bunuh diri,” kata Iyang.
Iwan sendiri, terhitung lebih banyak menjadi pengangguran. Iwan bekerja di bengkel-bengkel motor di kawasan Joharbaru. Tapi setiap kerja tidak pernah bertahan lama, dia terus berpindah-pindah bengkel.
Lantaran tidak tahan dengan suaminya yang cemburu terus, ditambah jarak rumah di Depok ke tempat kerja Lia yang jauh, akhirnya Lia memilih menjual rumah itu. Uang hasil jual tanah, kemudian Ia pakai untuk mengkontrak rumah di Tanahtinggi, tak jauh dari rumah mertua.
“Maksudnya dikontrakkan rumah di dekat mertua itu, agar Iwan berhenti mencemburui Lia,” kata Iyang.
Bukan cuma itu, agar suaminya tak terus-terusan pindah kerja, sebagian uang hasil jual tanah Ia belikan peralatan untuk bengkel motor. Maksudnya, agar suaminya itu mengelola bengkel tersebut dan tak perlu kerja di bengkel milik orang lain.
Namun yang terjadi justru lain, selama sebulan mengelola bengkel, sang suami justru ogah-ogahan mengelola bengkel dan tetap saja cemburu dan menuduh Lia selingkuh. Menurut Adit, tetangganya, Iwan biasanya baru membuka bengkel apabila hari sudah siang.
Bahkan, terkadang bengkel baru buka setelah pegawai mereka datang. Atau, terkadang ibunda Iwan, Riyanti (60) yang datang membangunkan Iwan untuk membuka bengkel tersebut.
Kapolsektro Joharbaru Komisaris Dasril, membenarkan peristiwa bunuh diri tersebut. Menurut Dasril, pihaknya masih menunggu hasil otopsi, untuk menentukan sebab kematian korban.
Tak satupun orang bisa mengajaknya bicara. Dia terus-terusan menangis. Kantung matanya menghitam dan tatapannya kosong.
Perilaku ibu satu anak ini terjadi, setelah dirinya menemukan suaminya, Iwan (30) tewas tergantung di kontrakan sekaligus tempat usaha bengkel mereka di Jalan Tanahtinggi XII, RT 13/7, Kelurahan Tanahtinggi, Joharbaru, Jakarta Pusat.
Iwan ditemukan tergantung di tangga menuju ke lantai dua kontrakannya. Dia menggantung dirinya menggunakan tali tambang. Adit (30) salah seorang tetangga mengatakan, sebelum korban melakukan aksi buuh diri, pasangan suami istri ini rebut terlebih dahulu.
Kemudian, Lia memilih pergi dari rumah dan tidur di rumah mertuanya yang berada lima gang dari bengkel suaminya. Sebelum Lia pergi, suaminya sempat mengancam bakal bunuh diri. Tapi Lia cuek, karena ancaman itu bukan baru satu kali Ia dengar.
“Sudah seminggu ini saya sering dengar mereka berkelahi,” kata Adit, Selasa (12/2/2013).
Berdasarkan keterangan sejumlah keluarga Iwan, percekcokan Pasutri itu sudah sering terjadi sejak mereka menikah, delapan tahun lalu. Pemicunya selalu sama, Iwan cemburu dan menuduh Lia punya hubungan dengan pria lain. Padahal, Lia sudah berkali-kali mengaku, bahkan bersumpah dia tak selingkuh.
Iwan berkali-kali mencurigai Lia selingkuh, lantaran Lia bekerja di sebuah cafe di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Setiap hari, Lia bekerja mulai sore hari dan pulang pada pagi harinya.
Dia kemudian menghabiskan waktu, dengan beristirahat sampai siang hari, sementara Iwan mengelola bengkel. Dari hasil pernikahannya denga Iwan, Lia dikaruniai seorang anak perempuan, yakni Riwanda (7). Riwanda sudah duduk di kelas dua sekolah dasar (SD).
Sementara itu Iyang, kerabat Iwan menceritakan, semenjak Lia dan Iwan menikah, yang menjadi penopang ekonomi keluarga itu adalah Lia.
Namun, Iwan terus-terusan mencurigai Lia selingkuh. Pasutri itu sempat tinggal di Depok, Jawa Barat. Lia membeli tanah seharga Rp50 juta dari tabungannya bekerja di cafe sejak usia belasan tahun.
Tanah itu kemudian dibangun rumah secara mencicil. Pembangunannya sampai dua tahun, baru rumah itu mereka tempati.
“Di Depok juga mereka berkelahi terus. Setiap berkelahi Iwan memang selalu mengancam akan bunuh diri,” kata Iyang.
Iwan sendiri, terhitung lebih banyak menjadi pengangguran. Iwan bekerja di bengkel-bengkel motor di kawasan Joharbaru. Tapi setiap kerja tidak pernah bertahan lama, dia terus berpindah-pindah bengkel.
Lantaran tidak tahan dengan suaminya yang cemburu terus, ditambah jarak rumah di Depok ke tempat kerja Lia yang jauh, akhirnya Lia memilih menjual rumah itu. Uang hasil jual tanah, kemudian Ia pakai untuk mengkontrak rumah di Tanahtinggi, tak jauh dari rumah mertua.
“Maksudnya dikontrakkan rumah di dekat mertua itu, agar Iwan berhenti mencemburui Lia,” kata Iyang.
Bukan cuma itu, agar suaminya tak terus-terusan pindah kerja, sebagian uang hasil jual tanah Ia belikan peralatan untuk bengkel motor. Maksudnya, agar suaminya itu mengelola bengkel tersebut dan tak perlu kerja di bengkel milik orang lain.
Namun yang terjadi justru lain, selama sebulan mengelola bengkel, sang suami justru ogah-ogahan mengelola bengkel dan tetap saja cemburu dan menuduh Lia selingkuh. Menurut Adit, tetangganya, Iwan biasanya baru membuka bengkel apabila hari sudah siang.
Bahkan, terkadang bengkel baru buka setelah pegawai mereka datang. Atau, terkadang ibunda Iwan, Riyanti (60) yang datang membangunkan Iwan untuk membuka bengkel tersebut.
Kapolsektro Joharbaru Komisaris Dasril, membenarkan peristiwa bunuh diri tersebut. Menurut Dasril, pihaknya masih menunggu hasil otopsi, untuk menentukan sebab kematian korban.
(stb)