Perbaiki jalan rusak, Depok tunggu DKI
A
A
A
Sindonews.com - Jalan rusak sepanjang 200 meter di kolong jembatan layang Universitas Indonesia (UI), Depok, menuju Jakarta, banyak dikeluhkan pengendara jalan. Lantaran dianggap membahayakan pengendara roda dua.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah DKI Jakarta ataupun Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Namun, dia menegaskan bahwa wilayah tersebut masuk teritori Jakarta Selatan.
"Kita tunggu dulu, yang jelas itu di wilayah Jakarta, biar teman-teman di Depok koordinasi dulu. Kalau perlu bantuan kita, kita bantu. Kalau di sana tak siap, saya akan turun tangan. Jangan sampai saya turun tangan terlalu cepat nanti dikira caper," ujar Nur Mahmudi, kepada wartawan, Rabu (6/2/2013).
Dia menilai, jalan rusak sepanjang 200 meter tersebut merupakan hal yang ringan dan bisa saja ditangani Depok. Sebab jalan tersebut merupakan akses warga Depok dari arah Jalan Margonda menuju Jakarta setiap hari.
"Kalau yang ke arah Depok kan kita betonisasi, sudah. Kalau beton itu sangat perlu. Yang jalan rusak ini kan barang ringan, kalau DKI tak punya waktu berhadapan urusan lain-lain, akan saya urus. Posisi itu memang perbatasan, ada di Jakarta. Tunggu saja deh, seminggu. Kalau tak ada respond kita turunkan," tegasnya.
Dia melanjutkan, jika pengendara jalan tak hati-hati, maka bisa terjadi kecelakaan. "Itu kewenangan di mana? Enggak berani saya ngomong. Apa Wali Kota Jakarta Selatan atau pemprov. Kalau tak hati-hati bisa ada korban," ungkapnya.
Tak hanya soal jalan rusak, namun sampah di pertigaan jalan akses UI Kelapa Dua yang berada di Jakarta Selatan juga membuat warga Depok mengeluh. Apalagi sampah yang menggunung tersebut terletak di pinggir jalan persis.
"Sampah, kembali lagi-lagi saya beberapa kali koordinasi lewat SMS dengan pemerintah Jaksel, inginnya kerjasama bareng- bareng," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah DKI Jakarta ataupun Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Namun, dia menegaskan bahwa wilayah tersebut masuk teritori Jakarta Selatan.
"Kita tunggu dulu, yang jelas itu di wilayah Jakarta, biar teman-teman di Depok koordinasi dulu. Kalau perlu bantuan kita, kita bantu. Kalau di sana tak siap, saya akan turun tangan. Jangan sampai saya turun tangan terlalu cepat nanti dikira caper," ujar Nur Mahmudi, kepada wartawan, Rabu (6/2/2013).
Dia menilai, jalan rusak sepanjang 200 meter tersebut merupakan hal yang ringan dan bisa saja ditangani Depok. Sebab jalan tersebut merupakan akses warga Depok dari arah Jalan Margonda menuju Jakarta setiap hari.
"Kalau yang ke arah Depok kan kita betonisasi, sudah. Kalau beton itu sangat perlu. Yang jalan rusak ini kan barang ringan, kalau DKI tak punya waktu berhadapan urusan lain-lain, akan saya urus. Posisi itu memang perbatasan, ada di Jakarta. Tunggu saja deh, seminggu. Kalau tak ada respond kita turunkan," tegasnya.
Dia melanjutkan, jika pengendara jalan tak hati-hati, maka bisa terjadi kecelakaan. "Itu kewenangan di mana? Enggak berani saya ngomong. Apa Wali Kota Jakarta Selatan atau pemprov. Kalau tak hati-hati bisa ada korban," ungkapnya.
Tak hanya soal jalan rusak, namun sampah di pertigaan jalan akses UI Kelapa Dua yang berada di Jakarta Selatan juga membuat warga Depok mengeluh. Apalagi sampah yang menggunung tersebut terletak di pinggir jalan persis.
"Sampah, kembali lagi-lagi saya beberapa kali koordinasi lewat SMS dengan pemerintah Jaksel, inginnya kerjasama bareng- bareng," imbuhnya.
(san)