Inilah nasib PKL stasiun pasca penggusuran

Rabu, 30 Januari 2013 - 23:13 WIB
Inilah nasib PKL stasiun pasca penggusuran
Inilah nasib PKL stasiun pasca penggusuran
A A A
Sindonews.com - Teguh salah satu pengecer di Stasiun Depok Baru, yang masih bertahan menceritakan, saat ini dia hanya mampu menjual 40 eksemplar saja. Padahal, tadinya hingga diatas 100 eksemplar.

Penghasilannya pun hanya Rp40.000 per hari, dari semula Rp100.000. Padahal dia harus menghidupi keluarganya.

"Makanya saya berharap agar boleh lagi berjualan di dekat stasiun. Saya juga tahu nggak boleh jualan di dalam, cuma di luar," harap Teguh, Rabu (30/1/2013).

Hal senada disampaikan Roni agen di Stasiun Universitas Indonesia (UI), meminta agar PT KAI memenuhi aspirasi mereka.

Dirinya dan ratusan agen di seluruh stasiun mendesak agar PT KAI menyetujui permintaan.

"Kami hanya meminta ijin di luar area peron, tidak dalam peron," tegasnya.

Humas Daops I PT KAI Purbawa mengatakan, dirinya belum dapat memastikan apakah bisa memenuhi aspirasi pedagang koran atau tidak.

Dia hanya berjanji membawa aspirasi mereka langsung ke Dirut PT KAI Ignatius Djohan.

Purbawa mengaku kedatangannya kemarin hanya memenuhi undangan pengecer dan agen koran.

"Saya belum dapat memastikan. Bukan saya yang mengambil keputusan," aku Purbawa.

Ditegaskan dia, upaya yang dilakukan pihaknya adalah untuk memberikan kenyamanan pengguna kereta.

Pasalnya, untuk memenuhi target 1,2 juta penumpang pada tahun 2018 maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

"Kami juga belum memiliki berapa jumlah pengecer dan agen di tiap stasiun. Penertiban ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan penumpang," tukasnya.

Hingga kini perwakilan agen masih melakukan pertemuan dengan KAI. Pedagang mengingatkan pada penertiban beberapa waktu lalu, terjadi pemblokiran lintasan kereta.

Jika KAI tidak ingin hal itu terjadi maka pengecer meminta KAI memenuhi aspirasinya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6020 seconds (0.1#10.140)