Narkoba milik Raffi berasal dari tumbuhan Sirih Arab

Rabu, 30 Januari 2013 - 19:12 WIB
Narkoba milik Raffi berasal dari tumbuhan Sirih Arab
Narkoba milik Raffi berasal dari tumbuhan Sirih Arab
A A A
Sindonews.com - Narkoba jenis baru yang ditemukan di rumah artis Raffi Ahmad, pil MDMA, rupanya mengandung zat bernama katinon atau mekatinon.

Secara medis, katinon memiliki nama asli yakni Cathinone (Katinona) dimana struktur kimianya mirip amfetamin.

Ketua Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) DR. dr. Nafrialdi, PhD, SpPD, SpFK mengatakan, kandungan zat tersebut asal mulanya ditemukan dari tumbuhan di Timur Tengah, tepatnya di Arab Saudi. Atau biasa disebut dengan Cathaedulis atau Khat. Atau biasa disebut dengan sirih arab.

"Dari tumbuhan Khat atau sirih Arab, biasa untuk minum teh Arab, atau dimakan kayak sirih. Di Afrika dan Timur Tengah sudah jadi kebiasaan, kayak orang minum kopi," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (30/01/2013).

Didalamnya, kata Nafrialdi, terdapat beberapa macam bahan yang aktif membuat orang terbangun dan semangat.

"Ada yang namanya Efedrin (obat pilek/asma bentuk tablet), PPA (Pheryl Propanolamine). Efedrin dan PPA memang dipakai untuk obat," jelasnya.

Amfetamin, lanjutnya, mempunyai karakter yang berbeda. Tentunya mempunyai efek merangsang saraf pusat.

"Salah satunya, bikin orang tidak ngantuk, euphoria dan lebih percaya diri. Seksual drivenya meningkat. Dari sejarahnya, kalau minum malam, seksual drivenya meningkat karena jadi fresh. Memang belum tentu secara langsung. Mungkin pada perempuan juga bisa," paparnya.

Ia mencontohkan efeknya hampir sama seperti obat penambah stamina agar tidak lelah dan mengantuk.

"Dibilang sugesti mungkin ada, orang yang capek dan mengantuk enggak semangat, jadi semangat lagi," tegasnya.

Katinon, lanjut Nafrialdi, mempunyai kecenderungan candu. Namun saat disalahgunakan, sudah dibuat sintetis saat menjadi pil, salah satunya yang ditemukan di rumah Raffi.

"Katinon punya kecenderungan candu. Namun kebiasaan darah Arab dan Afrika, mereka suka minum itu tidak ada masalah apa-apa, enggak ada laporan juga apakah sampai sakau, Bahan katinon, bisa dibikin sintesis. Itu murni kekuatannya sekian kali lipat dibanding alami, menjadi disalahgunakan masuk ke kelompok psikotropika," imbuhnya.

Setelah lewat efeknya selama 4 hingga 6 jam, maka si pengguna akan kembali ke normal, lebih ngantuk dan lebih lemas.

"Merangsang saraf pusat, yang terjadi depresi," tandasnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8567 seconds (0.1#10.140)